Salah satu tim yang lolos inspeksi, LH-EV Fuel Cell dari Universitas Lac Hong (Urban Concept), punya alasan tersendiri memilih bahan bakar hidrogen. Mereka melihat jenis bahan bakar tersebut sebagai sebuah masa depan di negara asalnya, Vietnam.
“Kami melihat hidrogen sebagai bahan bakar masa depan karena lebih ramah lingkungan, memiliki banyak kegunaan, dan lebih efisien sebagai sumber energi, tetapi masih banyak tantangan di Vietnam dalam hal teknologi, produksi, penyimpanan, dan transportasinya,” kata manajer tim Truong Quoc Khanh, dikutip dari pernyataan resmi.
“Itulah mengapa kami memilih kategori ini tahun ini, untuk mendorong diri kami lebih jauh,” sambungnya.
Dari Prototipe, ada Tim Nakoela dari Universitas Indonesia. Sang manajer, Arafa Maulana Abdillah, yakin mobil hasil rancangan timnya dapat menghasilkan purwarupa kendaraan hemat energi dengan bahan bakar bensin.
“Kami berhasil menciptakan desain kendaraan futuristik yang sesuai dengan pedoman teknis, yang sangat menantang bagi kami,” ujar Arafa.
“Kami merancang kendaraan Prototype menggunakan sumber energi bensin, serta mengandalkan desain badan mobil yang sangat aerodinamis, memiliki sistem propulsi, serta kelistrikan yang efisien sehingga menghasilkan angka kehematan yang tinggi,” tandasnya.
(Wikanto Arungbudoyo)