“Anda tahu, jelas ada perbedaan dengan pemain tenis yang berbeda di masa lalu. Beberapa dari mereka berpikir bahwa yang terbaik adalah meninggalkan tenis ketika berada di puncak,” jelas petenis kelahiran Belgrade itu.
“Beberapa dari mereka berpikir ketika menyadari bahwa mereka tidak bisa lagi memenangkan turnamen terbesar dan kalah dari pemain muda, maka mereka meninggalkannya. Dan saya lebih condong berada di kelompok kedua,” tambahnya.
“Selama saya adalah pesaing utama Grand Slam dan masih memenangkan turnamen olahraga terbesar, saya tidak akan pergi. Maksud saya, kecuali sesuatu terjadi secara mental dan saya benar-benar tidak punya motivasi lagi, tapi itu tidak terjadi untuk saat ini,” tuturnya.
Kecintaannya kepada tenis dan jiwa kompetitifnya lah yang membuatnya masih memiliki motivasi yang tinggi untuk bersaing di papan atas sampai saat ini. Dia pun berambisi untuk mengakhiri tahun 2023 ini sebagai pemain rangking satu dunia setelah sempat digeser oleh bintang muda Spanyol, Carlos Alcaraz.

“Tentu saja motivasi terbesar saya masih kecintaan pada permainan ini. Saya sangat suka berkompetisi. Jadi sesederhana itu,” ungkap juara Australia Terbuka 10 kali itu.
“Kalau begitu, Anda tahu, saya selalu punya tujuan, Anda tahu, dan untuk memenangkan Slam lagi, menjadi nomor satu lagi, dan menyelesaikan tahun ini sebagai nomor satu,” pungkasnya.
(Rivan Nasri Rachman)