Share

Merujuk Piagam Olimpiade, NOC Indonesia Tegaskan Sikap Tak Boleh Ada Diskriminasi dalam Olahraga

Reinaldy Darius, Jurnalis · Rabu 29 Maret 2023 19:00 WIB
https: img.okezone.com content 2023 03 29 43 2789661 merujuk-piagam-olimpiade-noc-indonesia-tegaskan-sikap-tak-boleh-ada-diskriminasi-dalam-olahraga-dgZWzLhZT6.jpeg NOC Indonesia nyatakan komitmen terhadap Piagam Olimpiade soal melawan diskriminasi di kancah olahraga (Foto: NOC Indonesia)

MERUJUK Piagam Olimpiade (Olympic Charter), NOC Indonesia tegaskan sikap tak boleh ada diskriminasi dalam olahraga. Hal ini disampaikan oleh Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari.

Raja Sapta menyampaikannya bersama perwakilan beberapa cabang olahraga di antaranya tinju, basket, sepakbola, sambo jetski, senam, biliar dalam konferensi pers di kantor NOC Indonesia di Senayan, Rabu (29/3/2023).

NOC Indonesia

“Sikap NOC Indonesia jelas sebagai penjaga Olympic Charter. Kami memiliki 67 anggota yang terafiliasi ke Federasi Internasional, di mana mereka semua juga memiliki statuta yang menjunjung tinggi Piagam Olimpiade yang mengatur tidak boleh ada diskriminasi dalam aktivitas olahraga,” kata Okto, sapaan karib Raja Sapta, dalam rilis yang diterima Okezone.

“Kita ini negara besar, negara anggota G7 dan G20. Tujuan kita satu, mengumandangkan Indonesia Raya dan Merah Putih di seluruh dunia. Jangan sampai kita dikerdilkan di pergaulan olahraga internasional karena melakukan diskriminasi di olahraga, terutama kepada atlet. Olahraga adalah aktivitas independen yang mengedepankan sportivitas, respect, dan persahabatan” tambah Okto.

Okto mencatut pernyataan Bapak Polimpiade, Pierre Le Coubertin, yang menyampaikan bahwa perdamaian tidak akan pernah diraih tanpa memisahkan ras. Okto menegaskan bahwa Piagam Olimpiade menjamin atlet yang berkompetisi tidak boleh mendapatkan diskriminasi dalam bentuk apa pun, seperti ras, warna kulit, jenis kelamin, orientasi seksual, bahasa, agama, pendapat politik atau hal lain yang berkaitan dengan asal kebangsaan, sosial, properti, kelahiran atau status lainnya.

“Saya rasa melalui kegiatan olahraga, kita harus menunjukkan kedewasaan kita dalam menempatkan diri di kancah dunia. Apalagi, kita membidik diri menjadi tuan rumah Olimpiade pada 2036.”

Okto menambahkan, Komite Olimpiade Internasional (IOC) pun memberi perlakuan yang sama kepada seluruh negara partisipan pesta olahraga Olimpiade bersama negara tuan rumah.

Peran NOC sendiri telah diatur dalam Piagam Olimpiade untuk mengambil tindakan atas segala bentuk diskriminasi serta kekerasan yang terjadi di olahraga. Sebab, diskriminasi sangat dilarang dalam aturan olahraga internasional.

Okto menegaskan bahwa aturan internasional ini diadopsi oleh negara-negara seperti Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA) yang memisahkan politik dan olahraga.

“Ada contoh dari Qatar dan UAE. Mereka bersikap netral kepada atlet yang berkompetisi. Itu terjadi ketika IAAF mengadakan World Championship di Qatar dan ketika turnamen Dubai Tennis International,” ujar Okto.

Follow Berita Okezone di Google News

Okto mengutarakan sikap tegasnya untuk tidak mencampuradukkan olahraga dengan politik.

Raja Sapta Oktohari

"Belum lama ini, Indonesia merasakan disanksi WADA. Posisi kita dikucilkan di olahraga internasional karena tidak bisa mengibarkan bendera Merah Putih dan Indonesia Raya serta tak bisa menjadi tuan rumah kegiatan internasional. Jangan sampai ini terjadi lagi karena kita salah sikap dalam melihat olahraga dari kacamata politik. Olahraga tidak boleh dicampuradukan dengan politik,” kata Okto.

Nirmala Dewi selaku Sekjen Perbasi (Persatuan Bola Basket Indonesia) menegaskan bahwa pihaknya, selaku Federasi Nasional yang terafiliasi kepada Federasi Basket Internasional (FIBA), juga sangat menjunjung tinggi Piagam Olimpiade.

“Seperti yang Ketua NOC Indonesia sampaikan, kami keluarga besar olahraga Indonesia sangat berpedoman terhadap Olympic Charter,” ujar Nirmala.

Ketua Pengurus Pusat Persatuan Sambo Indonesia (PP Persambi) Krisna Bayu mengapresiasi pernyataan Presiden Joko Widodo yang berbesar hati memisahkan politik dan olahraga.

“Indonesia wajib mengamalkan ajaran IOC. Olahraga tidak boleh ada intervensi politik dan kami keluarga besar olahraga Indonesia mendukung,” ujar Krisna Bayu.

Kemudian, Sekjen PP IJBA, Rinaldi Duyo, mengharapkan deklarasi NOC Indonesia untuk memegang teguh Piagam Olimpiade bisa disampaikan kepada pemangku kepentingan olahraga internasional.

“Harus disampaikan bahwa Indonesia memegang teguh Olympic Charter. Ini suara kami, suara keluarga besar olahraga Indonesia yang tidak ingin politik dicampuradukan dengan olahraga,” kata Rinaldi.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini