Pesepeda ultra muda asal Sidoarjo, Zidan Attala Nouval, berhasil menjadi peserta kedua yang mencapai garis finis dengan catatan waktu 62 jam 7 menit. Ia disusul Stephen Dow asal Inggris, yang menyelesaikan perlombaan sebagai finisher ketiga dengan waktu 70 jam 18 menit.
Zidan mengungkapkan meskipun mengalami kendala teknis pada sepedanya dan tidak mengantisipasi dinginnya suhu malam, ia tetap bertekad mencatat waktu terbaik di Lintang Flores. Ia juga terpesona dengan keindahan pemandangan sepanjang perjalanan di Pulau Flores.
"Setelah melewati laut, pemandangan berlanjut ke bukit savana. Soal pemandangan, tidak ada yang bisa menyaingi tempat ini," ujar Zidan.
Inisiator Lintang Flores 2025, Renaldus Iwan Sumarta, mengungkapkan rasa syukur atas suksesnya acara yang berlangsung dengan lancar dan aman.
"Saya ingin menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta Lintang Flores 2025. Semoga ajang ini menjadi pengalaman tak terlupakan, menguji batas diri, menikmati keindahan alam Pulau Flores dari Labuan Bajo hingga Maumere, serta merasakan kehangatan interaksi dengan masyarakat setempat.
Saya berharap Lintang Flores dapat berkontribusi dalam pengembangan pariwisata olahraga di Pulau Flores, menjadikannya destinasi ikonik dunia. Saya menantikan kehadiran Anda semua, serta lebih banyak lagi pesepeda ultra dari dalam maupun luar negeri, di Lintang Flores 2026," ujar Iwan.
Seperti pada edisi perdana tahun lalu, penyelenggara dan peserta Lintang Flores kembali mengalokasikan sebagian pendapatan lomba untuk mendukung Komunitas Pencegahan Stunting bagi Anak di Ende. Lintang Flores 2025 menyimpan sejuta kisah tentang perjuangan, ketahanan fisik, dan ujian mental yang dialami para peserta. Cerita-cerita inspiratif ini dapat disaksikan melalui akun Instagram resmi @lintangflores maupun unggahan dari masing-masing peserta.
(Ramdani Bur)