Sayangnya, semua itu berubah gara-gara mentalitas dan ambisinya. Marquez tidak lagi kagum dengan Rossi bahkan terlibat rivalitas panas usai insiden pada MotoGP 2015 di Malaysia. Relasi keduanya pun hancur.
"Saya ini seorang kompetitor, ada ambisi di sana. Itu kenapa sejak kecil saya tak pernah merasa cukup, saya selalu ingin sesuatu lebih," aku Marquez.
"Jika (seseorang) kencang, saya ingin lebih kencang. Secara alami saya ini kompetitor sejak lahir. Ketika saya balita, jika kalah main game dari ayah atau kakek, saya menangis. Saya lahir dengan mentalitas seperti itu," tandasnya.
Itulah kisah Marc Marquez dulu suka tiru Valentino Rossi tetapi kini berubah karena mental serta ambisi. Semoga informasi ini berguna untuk pembaca sekalian.
(Wikanto Arungbudoyo)