Namun, kesabaran Dejan membuahkan hasil pada akhir 2024. Secara tiba-tiba namanya dipanggil oleh pelatnas PBSI ketika ia masih membela tim PB Djarum di Kejuaraan Nasional 2024 dan hendak mempersiapkan diri ke ajang BWF World Tour Finals 2024 bersama Gloria.
“Eh tiba-tiba di Kejurnas 2024, sebelum World Tour Finals juga itu, benar-benar saya enggak tahu. Ci Vita bilang ‘gue ditelepon sama orang PBSI, intinya lu masuk pelatnas’. Saya diem, saya enggak bereaksi apa-apa. Kayak maksudnya benar apa enggak? Atau ya gimana sih rasanya, kita emang ingin masuk pelatnas, tapi untuk masuk itu susah banget kan,” tambah Dejan.
Salah satu kebingungan yang dialami Dejan karena ia mendapat panggilan tersebut seorang diri tanpa Gloria. Ia pun langsung dipasangkan dengan salah satu pemain pelatnas PBSI yakni Siti Fadia Silva Ramadhanti. Itu berarti ia harus meninggalkan Gloria.
“Saya enggak bereaksi apa-apa karena ada senangnya, tapi ada bingungnya. Shock mungkin ya. Saya cuma jawab ‘hah gimana ci?’. Karna saya enggak enak juga sama kak Glo karena cuma saya sendiri yang dipanggil tapi ya saya juga enggak bisa ngapa-ngapain,” lanjutnya.
Meski meninggalkan rasa tidak nyaman, tetapi ada perasaan lega di dalam diri Dejan. Setelah melewati perjuangan yang begitu berat, akhirnya ia bisa merasakan menjadi penghuni pelatnas Cipayung yang memang sudah ia impikan. Ia pun tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini.
“Lega. Apalagi ini juga cita-cita saya bisa ada di sini dan akhirnya bisa masuk. Jadi kayak ada rasa lega gitu. Lega yang seperti akhirnya aku bisa bergabung di pelatnas walaupun di usia 25 tahun. Jadi, saya ngerasa masuk sini tuh enggak gampang. Jadi saya enggak mau sia-siain itu gitu. Makanya, karena saya dapetin ini susah, jadi saya lebih senang,” imbuh Dejan.
“Mungkin ada juga orang yang bilang, oh Dejan lebih seneng lebih di Pelatnas. Ya, memang iya. Karena memang tujuannya di sini dan kita tahu sendiri, saya masuk sini susah kan? Susah banget gitu. Jadi kayak sekarang udah disini ya, jangan sia-siain,” katanya lagi.
“Waktu itu saya enggak mikir siapa partner-nya. Yang penting saya masuk dulu deh. Karena apa? Kalau udah di dalam itu kan semuanya bersaing. Kalau memang kita layak untuk ada di nomor satu pasti dipasangin juga sama yang bagus gitu kan. Karena saya tau saya masuk itu susah. Jadi kunci saya itu cuma mikir, yang penting saya masuk dulu deh. Mau pasangan siapa pun terserah,” sambung Dejan.
Meski begitu, ada pertanyaan mengganjal dalam dirinya ketika ia diumumkan akan berpasangan dengan Fadia. Sebab, selama ini Fadia sudah memfokuskan diri ke sektor ganda putri, setelah terakhir bermain di ganda campuran saat masih junior. Dejan sendiri tidak memiliki bayangan apapun.
“Jadi pas dibilang Fadia, saya bingung nanti kalau pasangan Fadia mainnya gimana ya? Enggak ada plan. Kalau mungkin saya bisa bilang, kalau partner Lisa atau Tari, saya udah tau kelebihan Lisa ini, kelebihan Tari ini jadi udah ada gambaran,” ucap pemain kelahiran 21 Januari 2001 itu.