“Tapi dengan saya enggak berangkat ke China, yang seharusnya saya berangkat ke China, saya bisa baca situasi apakah saya masih akan dipakai atau tidak (di PBSI)? Dan rumor ini sudah banyak yang bilang. PBSI mau panggil pelatih tunggal putra lain, saya enggak tahu siapanya, tapi sudah banyak orang yang bilang kepada saya,” jelas Irwansyah.
“Apa saya harus tunggu? Yang saya lihat situasinya kayak, ‘Benar juga, saya mau dikeluarkan ini,’ dengan tanda-tanda yang saya enggak dikirim ke China, karena menurut saya apalagi Jonatan (Christie) dan Chico (Aura Dwi Wardoyo) berangkat, saya sebagai kepala pelatih harus bertanggung jawab sampai akhir masa kerja, sampai bulan 12 (Desember 2024) ini, apalagi China Super 750,” tambahnya.
Melihat situasi ini, Irwansyah kemudian terbuka untuk membuka jalan lain dengan mendengar tawaran menjadi pelatih di negara lain seperti India. Namun, ia menegaskan hingga saat ini belum ada keputusan apa pun terkait masa depannya, termasuk melakukan tanda tangan kontrak dengan negara lain.
“Tawaran ada, tapi tidak ada tanda tangan apa-apa. Kami dijanjikan, dikasih ini itu, harganya segini, tapi kami kan masih kerja di PBSI. Jujur kami bangga banget melatih di PBSI ini buat nama Indonesia. Saya jujur, setiap dengar lagu kebangsaan Indonesia Raya menetes air mata ini saking bangganya. Tapi kenapa kami ambil ke luar?" imbuh Irwansyah.
"Ya ketika kami sudah tidak dipakai lagi di sini masa kami mau menunggu. Masa saya mau minta-minta dengan membaca situasi ini. Satu kebanggaan kami melatih di Indonesia, tapi sampai saat ini saya tidak ada kabar (dari PBSI), sedangkan ini sudah dekat kontrak kami habis. Sedangkan tanggal 1 Desember sudah diliburkan semua,” tutupnya.
(Wikanto Arungbudoyo)