“Tapi Greysia bilang kepada saya ‘I’m so sorry for you. Tapi semua ini belum berakhir, mungkin saja ada keajaiban di final besok. Jangan menyerah, mari kita berdoa bersama, saya akan berdoa untukmu’. Pesan itu sangat mengejutkan saya, menyentuh hati saya,” tambahnya lagi.
“Saya pikir, saya tidak dekat dengan dia, dia bukan pemain senegara dengan saya, kenapa dia begitu empati kepada saya? Saat perbutan tiket olimpiade ini adalah masa-masa yang berat buat saya, begitu banyak tekanan dan tegang sekali, tapi tiba-tiba saya mendapat dukungan dari orang yang biasa menjadi lawan saya di lapangan, waktu itu kami belum dekat sama sekali,” jelas Chang Ye-na.
Sejak saat itu, hubungan Greysia dan Chang Ye-na semakin dekat. Mereka pun kerap membagikan momen bersama di media sosial pribadi masing-masing.
Menariknya, meski sudah merasa dekat, Greysia dan Chang Ye-na tetap profesional. Mereka tetap saling mencoba mengalahkan ketika sudah saling bertemu di lapangan.
“Awalnya saya sempat merasa aneh, canggung, tapi setelah itu, saya mulai terbiasa dan bersikap profesional. Teman di luar lapangan, di lapangan tetap jadi lawan,” ungkap Chang Ye-na.
“Kalau ketemu dia, tetap ingin menang, apalagi kalau sebelumnya kalah, ya mau balas. Teman sih teman, di lapangan ya di lapangan, beda lagi ceritanya. Saya rasa ini hal yang wajar, dia pun pasti seperti itu, harus profesional,” imbuh Greysia.
Jadi, itulah kisah persahabatan Greysia dan Chang Ye-na, yang awalnya lawan kini menjadi kawan.
(Rivan Nasri Rachman)