Share

Kisah Gregoria Mariska Tunjung yang Jadi Andalan Tunggal Putri Indonesia sejak Meniti Karier sebagai Atlet Bulu Tangkis

Bagas Abdiel, Jurnalis · Minggu 19 Maret 2023 16:32 WIB
https: img.okezone.com content 2023 03 19 40 2783797 kisah-gregoria-mariska-tunjung-yang-jadi-andalan-tunggal-putri-indonesia-sejak-meniti-karier-sebagai-atlet-bulu-tangkis-lZF0NtO0Wt.jpg Gregoria Mariska Tunjung salah jadi andalan tunggal putri Indonesia sejak meniti karier sebagai atlet bulu tangkis (Foto: PBSI)

KISAH Gregoria Mariska Tunjung yang jadi andalan tunggal putri Indonesia sejak meniti karier sebagai atlet bulu tangkis akan diulas dalam artikel ini. Ya, nama Gregoria Mariska saat ini dikenal sebagai tulang punggung dan penerus tunggal putri Indonesia.

Ketika menginjak usia 19 tahun, Gregoria langsung didapuk mentas di sejumlah turnamen bergengsi internasional. Namanya mulai mencuat ketika dirinya berhasil menyegel gelar juara dunia junior pada 2017 silam.

Gregoria Mariska

Kemudian, pada 2018, Gregoria tercatat menjadi tunggal putri terbaik Indonesia yang ada di pelatnas PBSI. Meski ada nama senior lain seperti Fitriani dan Ruselli Hartawan, Gregoria lebih disorot dan diandalkan.

Bahkan, pada tahun itu masih ada nama tunggal putri yang lebih senior yakni Hanna Ramadhini hingga Dinar Dyah Ayustine. Namun, secara peringkat, Gregoria memang memiliki ranking paling tinggi di antara tunggal putri Tanah Air lainnya.

Alhasil beban tumpuan tertuju pada dirinya. Padahal, Gregoria saat itu saat itu masih berusia 19 tahun.

"Bebannya lebih ke karena saat itu tunggal putri kosong banget. Terus aku yang di atas, jadi aku ngerasa tanggung jawab untuk bikin tunggal putri bagus, itu tugasku," ungkap Gregoria kepada MNC Portal Indonesia.

Namun, pada perjalanan kiprahnya, pasang surut sudah dialami Gregoria. Sempat menduduki peringkat 13 dunia pada 2019, posisinya secara perlahan turun. Tuntutan besar di usia muda membuat ia semakin terbebani.

"Saat itu masih ada Fitriani dan Ruselli tapi aku terlalu mikirin ke diri sendiri. Padahal dengan titel juara dunia junior, justru aku enggak terbebani atau enggak berasa kali ya. Bebannya itu lebih pengen ngebuktiin kalau aku enggak cuma segini," lanjutnya.

Follow Berita Okezone di Google News

Bahkan sebelum memasuki pandemi Covid-19, prestasinya tak kunjung membaik. Setiap mengikuti turnamen ia kerap tersingkir di babak pertama atau kedua. Hal ini semakin sorotan tajam terus tertuju kepadanya dan semakin membuat dirinya berada dalam tekanan.

Gregoria Mariska

"Dan semakin terasa beban karena semua orang itu menyorotnya ke aku, jadi aku yang jadi spotlight gitu. Kalau aku kalah, oke tunggal putri berarti jelek," sambungnya.

Momen pandemi Covid-19 membuat situasi makin sulit. Namun, Gregoria menjadikan momen tersebut untuk merenungkan diri. Melalui media sosialnya, ia mengeluarkan seluruh keluh kesah yang selama ini membebaninya.

Perlahan ia bisa keluar dari tekanan dan menerima situasi tersebut. Kini, dengan usia yang lebih matang, pemain kelahiran Wonogiri 11 Agustus 1999 ini mulai membiasakan diri untuk menjadi tulang punggung tunggal putri Indonesia.

"Aku ngerasa itu enggak sebentar untuk bisa menerima beban ini. Jadi rasanya mungkin kayak tahu mau kemana tapi enggak ada yang menuntun," ucapnya.

Berkat berdamai dengan kondisi itu, Gregoria mulai mengalami perubahan signifikan. Sejak pertengahan hingga akhir tahun lalu, performa Gregoria mulai menanjak. Bahkan pada awal tahun ini, peringkat dunianya terus meningkat.

Terbaru, ia tampil gemilang di ajang bergengsi, All England 2023. Pada turnamen bulu tangkis tertua di dunia itu, Gregoria mampu melangkah ke perempatfinal. Ia sekaligus melepas dahaga tunggal putri Indonesia selama 10 tahun untuk bisa lolos ke perempatfinal All England.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini