KISAH Gregoria Mariska Tunjung saat jadi juara dunia junior 2017 akan dibahas di sini. Jagoan tunggal putri Indonesia tersebut pada saat itu sempat demam hingga diinfus.
Keberhasilan Gregoria menembus perempatfinal All England 2023 menjadi sorotan. Sebab, dia mengukir sejarah dengan menjadi tunggal putri Indonesia pertama yang berhasil menembus delapan besar All England setelah 10 tahun.
Meski gagal melangkah ke semifinal, pencapaian Gregoria sudah cukup manis. Sebagai catatan, Gregoria merupakan pemenang dalam ajang Kejuaraan Dunia Junior 2017.
Pebulu tangkis kelahiran Wonogiri ini juga mencetak sejarah pada saat itu dengan menjadi tunggal putri pertama yang menjadi juara Kejuaraan Dunia Junior. Itu adalah pertama kalinya tunggal putri Indonesia mampu sukses di ajang ini setelah 25 tahun.
Namun, perjalanan Gregoria pada saat itu sama sekali tidak mudah. Sebab, dia perlu melalui empat ajang untuk bisa menjadi juara sejak pertama kali ikut Kejuaraan Dunia Junior pada 2014 ketika usianya masih 15 tahun.
"Aku ikut Kejuaraan Dunia Junior dari 2014. Waktu itu awal banget ikut banyak pemain yang aku kenal dan enggak asing di telinga aku, kayak Akane Yamaguchi dulu sudah bagus banget kan mainnya, itu masih main dia 2014," ucap Gregoria kepada MNC Portal Indonesia.
Di tahun pertamanya, Gregoria terhenti di babak 64 besar dalam ajang yang digelar di Alor Setar, Malaysia. Busanan Ongbamrungphan asal Thailand yang pada saat itu menjadi unggulan kedua sukses menaklukkan Gregoria yang memaksakan diri bermain meski sedang mengalami cedera pergelangan kaki.
"Jadi 2014 itu aku kalah sama Busanan. Tapi 2014 itu buat aku pribadi enggak masuk hitungan karena pas 2014 itu aku jatuh dan kena engkel, jadi itu bukan penampilan terbaik aku. Aku itu cedera, aku jatuh dari bus. Jatuh dari bus bengkak banget engkelnya tapi tetap main," lanjutnya.
Hingga 2016, Gregoria belum menemukan momentum yang baik di ajang ini. Namun, tahun 2017 keberuntungannya beralih. Itu adalah tahun terakhirnya di kancah junior.