“Karena orangtua di sana lebih pengen anaknya jadi atlet. Cuma belum ketemu pelatih yang benar-benar top, tapi dari segi anak-anaknya bagus, banyak pemain berkualitas,” lanjutnya.
Selain kualitas pelatih, Ihsan juga menyorot fasilitas latihan di Kanada yang masih sangat terbatas karena biaya yang dibutuhkan untuk menyewa lapangan sangat mahal. Menurutnya, agak sulit untuk pemain yang ada di kelas ekonomi menengah ke bawah bisa berkembang di sana.
“Kalau di klub saya sih terbatas dan enggak sebebas di Indonesia. Di sini mungkin latihan mau berjam-jam bisa aja, dan enggak terlalu mahal. Kalau di sana, lapangan mahal banget,” ucapya.
“Jadi kalau pemainnya orang berada, ya bisa. Tapi yang kasian itu ya yang menengah ke bawah,” imbuhnya.
Selanjutnya, Ihsan mengungkapkan sebenarnya dia sudah diminta klubnya untuk kembali melatih di Kanada. Akan tetapi, dia belum mau menurutinya karena ingin mengurus anak keduanya yang baru lahir tersebut.
“Sebenarnya memang sudah ada perjanjian di awal, sebelum saya ke sana kan istri sudah hamil. Perjanjiannya nanti kalau istri tidak mau di sana, saya akan pulang dan itu diperbolehkan,” cakap Ihsan.
“Sebenarnya disuruh ke sana lagi cuma pengennya di sini dulu karena anak masih kecil juga, baru tiga mingguan,” pungkasnya.
Kendati demikian, Ihsan secara mengejutkan membeberkan bahwa dirinya diminta oleh pemain tunggal putra ranking satu dunia, Viktor Axelsen, untuk bergabung ke kamp pelatihannya di Dubai, Uni Emirat Arab. Pasalnya, bintang asal Denmark itu ingin memiliki teman sparring tambahan dalam persiapannya menuju turnamen yang bergulir awal tahun depan.
Karena itu, selepas dari Kejurnas PBSI 2022 ini, Ihsan langsung terbang ke Dubai untuk berlatih bersama Axelsen. Dia akan berada di sana sekitar tiga pekan sampai Januari 2023 mendatang.
(Rivan Nasri Rachman)