TOKYO – Pandemi Covid-19 yang masih mengancam Jepang membuat penyalaan api Paralimpiade Tokyo 2020 di ibu kota negara tersebut pada Jumat 20 Agustus 2021 malam harus berlangsung tanpa penonton. Keputusan ini diambil menyusul kasus Covid-19 di Jepang yang mencapai rekor baru hanya empat hari sebelum upacara pembukaan dimulai.
Dilansir AFP, infeksi harian Covid-19 di Jepang untuk pertama kalinya menembus angka 25 ribu per Kamis 19 Agustus 2021. Ini termasuk kasus parah yang jumlahnya lebih tinggi daripada sebelumnya.

Negeri Sakura -julukan Jepang- tengah berjuang menghadapi gelombang kelima pandemi yang dipicu oleh virus varian Delta. Meski begitu, usai gelaran Olimpiade pada 24 Juli-8 Agustus, Tokyo kini kembali bersiap menjadi tuan rumah pesta olahraga penyandang disabilitas terbesar di dunia itu pada 24 Agustus hingga 5 September.
BACA JUGA: Serang Petugas, Atlet judo Dikeluarkan dari Paralimpiade Tokyo 2020
Paralimpiade Tokyo 2020 akan menampilkan sekira 4.400 atlet dari penjuru dunia. Mereka akan bertanding di 22 cabang olahraga.
Penyelenggara mendesak seluruh peserta untuk mematuhi aturan protokol kesehatan demi mencegah penularan virus di tengah kondisi pandemi di ibu kota yang makin memburuk.
BACA JUGA: Jelang Paralimpiade Tokyo 2020, Muhammad Fadli Fokus Adaptasi dengan Venue Para Balap Sepeda
“Situasi infeksi hari ini berbeda dengan sebelum Olimpiade. Ini telah memburuk,” kata salah seorang pejabat Tokyo 2020 Hidemasa Nakamura.
“Sistem medis lokal juga dalam kondisi yang kewalahan. Atlet Para berisiko mengalami gejala serius dibanding dengan atlet Olimpiade. Jadi kami harus lebih berhati-hati.”