Ada momen juga di mana Jojo mendapat banyak kritikan dari netizen setelah Asian Games 2018 atau ketika performa sedang turun. Bagaimana Jojo menanggapi hujan kritikan tersebut?
Kritikan itu saya rasa satu hal yang it's oke ya karena mereka kan berarti berekspektasinya lebih ya ke kita. Ya wajarlah gitu kayak sama saja saya kalau nonton bola misalnya klub favorit saya pasti pengen dia menang gitu kan. Cuma mungkin kalau saya jadi seperti itu saya enggak terlalu yang ketika dia kalah ‘oh ini ganti si ini oh ini jelek di sini ya’ karena saya enggak expert di situ gitu. Jadi saya enggak ada hak juga untuk bersuara akan hal itu gitu. Kalau saya seperti itu.
Ya mungkin kalau mereka ingin menyuarakan ya it's oke. Ada juga sih sebenarnya kan mereka care, berarti mereka peduli juga sama kita, ya tinggal balik lagi gimana kita menyuarakan, kita menyikapinya aja. Yang baik kita ambil, kalau yang menurut kita kayaknya terlalu berlebihan atau kayaknya out of context ya sudah enggak usah diambil. Lebih ke sana aja sih.
Bagaimana cara Jojo sendiri bertahan dengan ekspektasi besar sejak junior hingga sekarang?
Mungkin motivasi. Karena ya bisa dibilang dari beberapa tahun lalu, mungkin 5 sampai 6 atau bahkan 7 tahun ke belakang saya kan sudah jadi tulang punggung keluarga juga. Boleh dibilang mungkin itu salah satu faktor di mana ketika kita lagi berat di sini (bulu tangkis), ya saya mengingat itu dari motivasinya sendiri. Kayak ‘ayo bangkit lagi,’ inget keluarga semua segala macem ‘kalau lu enggak di sini lu mau jadi apa lagi kan.’
Karena boleh dibilang saat ini keahlian saya ya hanya di bulu tangkis gitu. ‘Jadi ya lu masih bisa kok untuk improve lagi gitu, mungkin pada saat ini memang belum rezeki saja gitu, mungkin next-nya ke depan ada rezeki lain.' Jadi lebih ke sana sih yang ngebuat saya jadi bertahan sampai sekarang ini, walaupun berjuang keras gitu.
Waktu kecil kan pernah main film King. Pernah terpikirkan untuk beralih profesi menjadi artis enggak? Atau hanya memang ingin jadi atlet aja?
Enggak ada kepikiran sih (jadi artis), enggak ada kepikiran atau terbesit sama sekali, karena main film itu juga bukan keinginan saya. Awalnya memang bukan saya yang pengen, karena ya kebetulan mereka lagi cari pemain dan waktu itu Papa saya coba saja ngikut. Coba deh ikut siapa tahu bisa nih.
Ya dari saya sendiri sih memang menolak akan hal itu tadinya, tapi ya memang mau enggak mau akhirnya ikut dalam bagian itu. Bahkan waktu itu coach saya, ketika masih di Tangkas juga, coach Hendri Saputra, ya dia juga bilang 'buat apa gitu?' Ya memang enggak ada kepikiran sama sekali sih untuk beralih ke sana (jadi artis).
(Djanti Virantika)