KISAH inspiratif pebulu tangkis Chou Tien Chen menarik untuk diulas. Sebab, pemain veteran itu mampu menundukkan sang juara dunia Kunlavut Vitidsarn di ajang Arctic Open 2025.
Perjalanan hidup Chou benar-benar di luar dugaan. Delapan gelar di BWF World Tour berhasil dikoleksinya sepanjang 2018-2023. Ia pun sempat nangkring di posisi 2 dunia pada 6 Agustus 2019.

Akan tetapi, dalam persiapan menuju Olimpiade Paris 2024, Chou bak terkena sambaran petir. Pria asal Taiwan itu didiagnosis mengalami kanker usus besar stadium 1.
Penyakit itu baru diketahuinya pada awal 2023. Chou, yang sedang berhitung peluang agar bisa tampil di Olimpiade Paris 2024, langsung mengambil keputusan tegas: melakukan operasi!
Ya, Chou harus menjalani operasi bedah untuk membersihkan sel-sel kanker termasuk pemotongan sebagian usus besar. Pengorbanan itu dijalani di tengah jadwal padat pada 2023.
Hebatnya, Chou langsung ikut turnamen dalam hitungan pekan usai menjalani operasi bedah. Ia berjuang keras menahan rasa sakit dan mengembalikan kondisi fisiknya demi misi tampil di Paris, Prancis.
Ambisi itu tercapai dan Chou berdiri gagah di panggung Olimpiade Paris 2024 pada Juli tahun lalu. Sayangnya, pria yang kini berusia 35 tahun itu harus kandas di babak perempatfinal di tangan Lakshya Sen.
Yang menarik, Chou ternyata menyembunyikan kondisi kesehatannya dari publik. Ia baru bicara secara terbuka usai menjuarai Thailand Masters 2024, salah satu turnamen yang membantunya lolos ke Paris.
Kegigihan pria kelahiran Taipei itu patut diacungi jempol. Bisa dibilang, 2024 merupakan salah satu titik balik dalam hidupnya. Chou merebut gelar juara di Arctic Open 2024 dengan mengalahkan Jonatan Christie.
Setahun kemudian, Chou lagi-lagi menjadi juara di Arctic Open. Kali ini, ia menaklukkan sang juara dunia Kunlavut Vitidsarn di babak final untuk merebut titel juara di level Super 500.
Itulah kisah inspiratif pebulu tangkis Chou Tien Chen, penyintas kanker usus yang mampu tundukkan juara dunia. Ia terbukti masih tangguh dan kompetitif di usia yang tak lagi muda.
(Wikanto Arungbudoyo)