KISAH Anthony Ginting dan Jonatan Christie yang saling support karena tak punya sosok senior di Pelatnas PBSI menarik untuk diulas. Keduanya sudah jadi tulang punggung tunggal putra sejak masih muda.
Ginting dan Jonatan jadi dua pebulu tangkis andalan di sektor tunggal putra Indonesia pada beberapa tahun terakhir. Keduanya sempat menjadi sorotan tatkala saling berhadapan di final All England 2024.

Meski mewakili negara yang sama, keduanya tak segan untuk mengeluarkan kemampuan terbaik. Jonatan pada akhirnya keluar sebagai pemenang.
Menurut wawancara Olympic Channel, Ginting menjelaskan, ia memiliki tujuan yang sama dengan Jonatan yakni menjadi pebulu tangkis top. Alih-alih saling sikut, keduanya justru bahu membahu di lapangan.
"Saya dan Jonatan selama ini memiliki punya tujuan yang sama. Kami berdua ingin menjadi pemain top," ujar pebulu tangkis kelahiran Ciamis tersebut.
Terlebih, keduanya tidak memiliki sosok senior yang menjadi panutan atau pun teladan di Pelatnas PBSI. Mereka harus bekerja keras untuk menaikkan peringkat.
"Di tim nasional kan kami tidak punya pemain senior yang bisa kami jadikan panutan," ucap Ginting.
"Oleh karena itu, saya dan Jonatan sama-sama harus bekerja keras untuk bisa menaikkan peringkat," tegas pria yang kini berusia 28 tahun itu.

Hampir setiap hari menghabiskan waktu berlatih bersama di Pelatnas PBSI membuat keakraban keduanya jelas tak perlu diragukan. Bahkan Antony kerap menjadi teman sekamar Jonatan ketika melakoni turnamen di luar negeri.
Itulah kisah Anthony Ginting dan Jonatan Christie yang saling support karena tak punya sosok senior di Pelatnas PBSI. Semoga informasi ini berguna untuk pembaca sekalian.
(Wikanto Arungbudoyo)