Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Wawancara Eksklusif Dejan Ferdinansyah: Keajaiban Menit Akhir hingga Suka Duka Bersama Gloria Emanuelle

Bagas Abdiel , Jurnalis-Sabtu, 08 Maret 2025 |19:41 WIB
Wawancara Eksklusif Dejan Ferdinansyah: Keajaiban Menit Akhir hingga Suka Duka Bersama Gloria Emanuelle
Dejan Ferdinansyah bercerita tentang banyak hal kepada Okezone (Foto: Instagram/@dejanfz)
A
A
A

Singkat cerita mereka pun lolos ke BWF World Tour Finals untuk pertama kalinya pada 2024. Bahkan keajaiban lainnya menghampiri Dejan pada akhir tahun. Ia mendapat panggilan dari pelatnas PBSI setelah penantian yang sangat lama. Misi tercapai.

Bonusnya, mereka juga sukses menembus ranking 10 besar, tepatnya di peringkat 8 dunia. Bagi, Dejan ini adalah pencapaian tersendiri yang takkan bisa dilupakan bersama Gloria. Sayangnya, ia mendapat panggilan dari pelatnas PBSI seorang diri. Malaysia Open 2025 pun menjadi awal perpisahan.

Meski harus berpisah, tetapi Dejan merasakan banyak momen dan kenangan berharga bersama Gloria. Suka duka mereka lalui bersama sebagai pasangan ganda campuran yang cukup dekat di dalam dan luar lapangan. Baginya, Perempuan bertubuh jangkung itu dalah sosok kakak yang bisa menjaganya dengan baik selama tiga tahun berpasangan.

“Yang paling berkesan buat saya selama bareng kak Glo itu dia jadi kakak. Dia benar-benar jadi sosok kakak yang baik. Mengajarkan saya banyak hal, mau di dalam atau luar lapangan. Walau pun namanya pasangan pasti ada perjuangann-nya, tapi dia menjadi sosok yang baik, menjaga saya, mengayomi saya, menuntun saya. Sekarang saya sudah bisa sendiri seperti ini karena kak Glo,” ucap Dejan.

“Ya pasangan kan ada berantemnya. Kadang ada hal-hal ya kalau di lapangan kak Glo egonya naik, saya egonya naik. Mungkin keadaan capek juga, akhirnya kami berantem di lapangan atau jadinya diam-diaman. Atau mungkin komunikasinya jadi enggak baik di lapangan,” sambung pemain berusia 25 tahun itu.

6. Menyerah

Gloria Emanuelle Widjaja

Dejan juga mengapresiasi Gloria yang tidak mau menyerah pada keadaan. Mulai dari memilihnya menjadi pasangan pada awal 2022, pasang surut selama menjalani kualifikasi Olimpiade Paris 2024, hingga akhirnya benar-benar berpisah pada awal tahun ini.

 “Saya merasa momen terbaik bersama kak Glo itu ya saya bisa melihat sosok kak Glo itu sendiri. Kalau momen terbaik menjadi juara, semua orang juga kalau juara itu menjadi momen penting. Tapi yang saya perhatikan dari kak Glo, saya merasa dengan struggle apa pun itu, dengan mudah atau susahnya, perjalanan kmi, Kak Glo enggak mau berhenti, enggak mau nyerah,” terang Dejan.

“Kalau misalnya Kak Glo bilang, ‘Jangan lah, sudah lah, berhenti lah, gue capek,’ saya yang mati. Saya mau partner siapa? Mau selesai lagi? Untungnya kak Glo masih mau berjuang, masih mau belajar, masih mau menjaga,” imbuhnya.

“Saya merasa perjalanan bersama kak Gloria seperti salah satu keajaiban. Semua berawal dari telefon ci Vita, yang kemudian menjadi pembuka jalan saya ketika saya sudah hampir mati terus dikasih hidup lagi. Saya merasa seperti mati suri saat itu,” tutup Dejan.

(Wikanto Arungbudoyo)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita Sport lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement