Sejumlah prestasi mampu mereka raih dengan gelar perdana didapat di Denmark Masters 2022. Gelar-gelar lainnya adalah Indonesia International Challenge 2022 sebanyak dua kali dan Vietnam Open 2022.
Dejan mengakui perjalanan pada 2022 terasa begitu berat. Sebagai pemain yang baru terjun di turnamen internasional dengan sangat intens, pemain kelahiran 21 Januari 2000 itu benar-benar mengeluarkan seluruh kemampuannya untuk bisa naik level dan menyamai kapasitas Gloria.
“Tahun pertama saya berpasangan dengan kak Glo itu saya merasa 2022 itu berat banget. Berat banget karena saya baru tahu kalau bulu tangkis itu enggak cuma aspek di lapangan saja yang harus kita perhatikan. Tapi di luar lapangan juga. Jadi seperti makan, suplemen, istirahat, semualah banyak,” kata Dejan.
“Nah, satu tahun di 2022 itu benar-benar berat banget buat saya. Latihan capek. Di luar lapangan harus menjaga ini itu. Pokoknya benar-benar capeklah di 2022 itu. Tapi, Alhamdulillah cukup ada prestasi di satu tahun itu. Satu tahun saya sama Kak Glo, Alhamdulillah bisa ranking 27,” imbuhnya.
Setahun berselang, dengan pencapaian ranking apik pada 2022 membuat Dejan/Gloria mendapat target tinggi. Meski belum bisa membawanya ke pelatnas PBSI, tetapi duet yang pernah dijuluki ‘banana couple’ ini justru dipatok target tinggi oleh PB Djarum yakni lolos ke Olimpiade Paris 2024.
“Pada 2023 itu kami enggak ada rencana sama sekali, tetap rencana kami untuk mengantarkan saya ke pelatnas. Singkat ceritanya adalah waktu kualifikasi Olimpiade. Satu tahun ke belakang kami bermain cukup baik, ada prestasi dan beberapa orang juga merasa kami bisa bersaing di internasional. Nah akhirnya dikasih kesempatan sama PB DJarum di 2023 dengan tujuan Olimpiade,” ucap Dejan.
“Capek lagi karena pressure-nya tinggi. Tuntutannya tinggi. Keinginan juga tinggi. Tapi benar-benar itu capek banget selama waktu kualifikasi Olimpiade. Saya merasa kalau yang kemarin saya di 2022 itu saya capeknya karena belajar, ‘Oh seperti ini ya main bulu tangkis level elite, oh kualitasnya harus seperti ini, persaingan seperti ini,’” imbuhnya.
“Pada 2023 itu saya merasa pelajarannya itu lebih ke mental, lebih ke tekanan. Non teknis lah. Karena memang ya kita tahu sendiri ya, beberapa pemain yang mungkin lebih senior dari saya juga merasa waktu Olimpiade itu enggak gampang,” lanjutnya lagi.
Pada perjalanannya menuju Olimpiade Paris 2024, sejumlah prestasi kembali didapat Dejan/Gloria pada 2023. Sebut saja seperti juara Syed Modi International 2023 dan runner-up Kaohsiung Masters 2023, termasuk medali perunggu Badminton Asia Championships 2023 -walau tak masuk dalam hitungan poin kualifikasi. Namun, hasil tersebut belumlah cukup untuk lolos ke Olimpiade Paris 2024.
Kondisi ini tak memungkiri memberi kekecewaan bagi Dejan dan Gloria. Namun, kegagalan lolos ke Olimpiade Paris 2024 menjadi pembelajaran tersendiri. Ia tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan karena masih ada target ke depan untuk lolos ke BWF World Tour Finals 2024 dan menduduki ranking 10 besar dunia.
“Kalau buat saya kegagalan di Olimpiade membuat saya punya pengalaman untuk bersaing di road to Olympic. Memang gagal, tapi saya bisa merasakan pengalamannya. Ya sedih ada. Cuma sedihnya enggak berlarut karena saya bisa merasakan pengalaman,” ungkap Dejan.
“Setelah Olimpiade ci Vita pun bilang di depan masih ada World Tour Finals. Terus dilihat poin juga kami masuk lah. Ya sudah kalau memang Olimpiade enggak masuk, kami tutup tahun 2024 dengan hasil yang bagus. Hasil bagus itu bisa didapat dari ranking yang bagus juga,” tambahnya.