SEPANG - Pembalap Tim Aprilia Racing, Jorge Martin terpaksa mengakhiri tes pramusim MotoGP 2025 di Sirkuit Sepang, Malaysia lebih cepat karena mengalami kecelakaan parah di hari pertama. Dalam kecelakaan itu, ban Michelin dituduh jadi biang kerok sehingga Martin tak bisa mengontrol motor RS-GP dengan baik.
Menanggapi tuduhan itu, Manajer balap Michelin, Piero Taramasso, langsung menepis tuduhan tersebut. Taramasso memastikan pihaknya sudah menyelidikan insiden tersebut dan tidak ditemukan masalah apapun di ban yang digunakan Martin saat kecelakaan trjadi.
Martin harus mengalami pil pahit saat menjalani hari pertama tes pramusim MotoGP 2025 di Sirkuit Sepang, Malaysia pada Rabu (5/2) lalu. Rider Aprilia itu mengalami kecelakaan dua kali berupa highside. Pada kecelakaan kedua, Martin terlempar ke udara dan mendarat keras dengan kaki sebelum terjatuh dengan wajah terbentur aspal.
CEO Aprilia, Massimo Rivola, menyampaikan bahwa data tim tidak menunjukkan adanya masalah pada pembalap atau motornya. Ban yang digunakan juga berada dalam suhu dan tekanan yang sesuai. Namun di sisi lain, pihaknya juga meminta jawaban kepada Michelin selaku produsen ban terkait usia ban yang digunakan itu.
Taramasso pun mengungkapkan kalau pihaknya telah melakukan investigasi internal terkait kecelakaan yang dialami Martin. Dia menjelaskan bahwa pihaknya tidak menemukan masalah dengan ban yang digunakan Martin.
Kata Taramasso, ban dalam kondisi yang baik dan juga terlihat berfungsi dengan baik. Terbukti rider Aprilia itu sempat ungguli Francesco Bagnaia dan Brad Binder.
“Ketika terjadi kecelakaan seperti ini, kami selalu mencari penyebabnya, dan secara logis ban adalah bagian dari motor dan keseluruhan sistem,” ujar Taramasso, dilansir dari Crash, Jumat (7/2/2025).
“Kami memeriksa ban belakang Jorge: dari segi keterlacakan, ban ini diproduksi tahun lalu, tidak pernah dipanaskan sebelumnya, dan memiliki semua kualitas sebagai ban performa tinggi, itulah mengapa kami membawanya ke sini,” sambungnya.
“Kami juga melihat kondisi ban setelah Jorge menggunakannya, dan ban itu bekerja dengan baik: dari tampilannya terlihat bahwa ban berfungsi dengan baik, baik di sisi kiri maupun kanan. Ketika ban tidak berfungsi, biasanya terlihat mengkilap dan halus, tetapi itu tidak terjadi pada ban Jorge,” lanjutnya.
“Selain itu, jika kita melihat catatan waktunya: dalam empat-lima lap pertama, ia mencatat waktu yang sebanding dengan pembalap lain. Pada run kedua, ia bahkan lebih cepat dari [Francesco] Bagnaia dan [Brad] Binder,” terang dia.
Taramasso justru merasa aneh jika memang ban menjadi kendala Martin. Pasalnya, rider berjuluk Martinator itu mampu melahap 13 lap yang mana itu artinya ban berfungsi dengan baik. Karena jika tidak berfungsi dengan baik, pastinya rider akan merasa tidak nyaman dan meminta untuk mengganti ban tersebut.
“Kemudian, ia mengalami dua kecelakaan. Agak aneh jika ia bisa menggunakan ban itu selama 13 lap; biasanya jika ban tidak berfungsi, pembalap akan kembali ke pit dan meminta untuk menggantinya setelah dua-tiga lap,” paparnya.
“Dari sudut pandang ban, semuanya berfungsi dengan baik. Dari apa yang telah kami lihat sejauh ini dan berdasarkan data yang kami miliki, tidak ada masalah,” tutup Taramasso.
Karena kecelakaan parah itu, Martin menyudahi sesi tes pramusim MotoGP 2025 yang berlangsung di Sirkuit Sepang. Kampiun MotoGP 2024 itu harus menjalani operasi karena menderita beberapa patah tulang pada bagian tangan dan kakinya.
(Rivan Nasri Rachman)