“Masih sulit dimengerti, setelah balapan saya merasa emosional dan shock. Ketika saya pergi tidur malam itu, saya menangis. Saya ingat saat-saat sulit. Yang penting saya pantang menyerah,” jelas rider Aprilia Racing di MotoGP 2025 itu.
“Saya teringat Portimao 2021 (MotoGP Portugal) ketika saya mengalami banyak cedera. Saya terbaring di tempat tidur selama sebulan dan sekarang saya di sini - ini gila,” kata Martin.

Pembalap bernomor motor 89 itu merasa gelar juara MotoGP pertamanya terasa spesial karena mengalahkan Pecco dan Marquez yang berada dalam performa terbaik mereka. Ia benar-benar senang mengatasi kedua juara dunia tersebut.
“Sungguh luar biasa bisa menang melawan Pecco yang terbaik, dia memenangkan 11 balapan,” aku Martin.
“Marc juga berada pada level tertingginya, dia mungkin tidak memiliki motor terbaiknya, tapi itulah Marc yang terbaik - saya dapat meyakinkan Anda dia berada pada batasnya. Saya mengalahkan mereka berdua,” pungkasnya.
(Wikanto Arungbudoyo)