Lebih lanjut, Martin membeberkan bahwa tujuh lap terakhir dalam balapan di Sirkuit Catalunya itu dilewatinya dengan perjuangan yang berat. Dia berusaha untuk tetap berkonsentrasi, meski banyak hal-hal yang terlintas dalam pikirannya karena dia segera berstatus sebagai juara dunia MotoGP 2024.
“Tujuh lap terakhir sangat berat, saya berusaha keras untuk menjaga konsentrasi. Meskipun segala hal terlintas dalam pikiran saya selama putaran ini, saya terus memikirkan tentang tim saya, pacar saya, bahkan bagaimana ibu saya membuatkan saya pasta ketika saya sedang mengendarai sepeda mini. Tapi entah bagaimana saya berhasil menjaga ritmenya,” ujar rider berusia 26 tahun itu.
Martin juga mengaku sempat was-was dengan pilihan bannya, yakni medium-hard, yang mungkin bisa membuatnya kehilangan gelar karena finis di luar sembilan besar. Sebab di sisi lain, Bagnaia dan Martin menggunakan medium-soft, yang sukses membawa mereka tampil sangat dominan sepanjang balapan.
“Yang paling membuat saya khawatir adalah pilihan ban. Ada sejumlah pilihan dan saya pikir, mengingat level MotoGP yang sangat tinggi, bisa saja Anda hanya finis di posisi kesepuluh. Kami kemudian memutuskan solusi yang paling konservatif – dan itu berhasil,” pungkas rider kelahiran Madrid itu.
(Djanti Virantika)