Akan tetapi, pria kelahiran Binjai itu tak terlalu popular sebagai pemain dibandingkan teman-teman seangkatannya seperti Hendrawan dan Marlev Mainaky. Dia pun banyak dibekap cedera sehingga tak terlalu berprestasi.
Kendati demikian, Irwansyah menapaki karier yang jauh lebih cemerlang sebagai pelatih. Dia melatih banyak negara di Eropa seperti Cyprus (2 tahun), Inggris (10 tahun) dan Irlandia (3 tahun).
Salah satu pemain yang berprestasi di bawah asuhannya adalah tunggal putra Irlandia, Nhat Nguyen. Dia membawa anak asuhnya itu menjadi pemain Irlandia pertama yang menjadi juara Eropa U-17 pada 2016 silam.
Kemudian, pelatih berusia 50 tahun itu kembali ke Indonesia pasca Olimpiade 2016. Dia direkrut oleh Pelatih Kepala Tunggal Putra di Pelatnas PBSI, Hendri Saputra, untuk menjadi asistennya.
Hendri dan Irwansyah pun kemudian membantu Jonatan Christie menyabet medali emas Asian Games 2018. Lalu, Anthony Sinisuka Ginting membawa pulang medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020 yang digelar pada 2021 silam.
Teranyar, Irwansyah membawa Jojo -sapaan Jonatan- dan Ginting menembus final All England 2024. Dalam laga All Indonesian Final pertama dalam 30 tahun di turnamen tertua di dunia itu, Jojo keluar sebagai juaranya.
(Rivan Nasri Rachman)