KISAH Rexy Mainaky, legenda bulu tangkis Indonesia yang mengalah di Final All England 1994 karena kabar duka ayahnya, menarik untuk diulas. Sebab, ia melepas titel juara di depan mata begitu saja.
Berpasangan dengan Ricky Subagja, Rexy membentuk ganda putra terbaik yang pernah dimiliki Indonesia di era 1990-an. Bagaimana tidak, mereka memenangkan sejumlah prestasi bergengsi.
Ricky/Rexy menjuarai World Grand Prix Finals 1992, World Cup (1993, 1995, dan 1997) hingga Kejuaraan Dunia Bulutangkis 1995. Selain itu, mereka merebut dua titel All England 1995 dan 1996.
Omong-omong All England, Rexy tentu tidak akan pernah lupa dengan edisi 1994. Ia sukses menjejak babak final dan menghadapi kompatriotnya Rudy Gunawan/Bambang Suprianto.
Namun, Rexy kala itu tidak bermain dengan totalitas. Sang legenda ganda putra Indonesia itu mengaku sengaja mengalah karena teringat dengan kabar duka ayahnya setahun silam atau pada 1993.
“Akhirnya sampai di final (All England 1994) saya enggak mau main, saya main-main saja (di lapangan), karena tahun 1993 bulan Desember itu ayah saya telah meninggal," kata Rexy dalam sebuah wawancara.
Sebelum peristiwa itu, atlet asal Maluku tersebut memang sempat tidak mau bermain di final All England 1994. Namun, sang pelatih memaksa Rexy untuk tampil bersama Ricky kendati harus puas menjadi runner-up.
Hal tersebut tidak menyurutkan langkahnya. Ricky/Rexy kemudian memenangi All England 1995 dan 1996. Lalu, puncaknya pasangan tersebut menjuarai Olimpiade Atlanta 1996 di Amerika Serikat.
Rexy pensiun bermain bulu tangkis pada 2000 lalu menjadi pelatih di Pelatnas PBSI dan melahirkan atlet-atlet Indonesia berpotensi. Tangan dinginnya kini dirasakan betul oleh Federasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM).
Itu tadi kisah Rexy Mainaky legenda bulu tangkis Indonesia yang mengalah di Final All England 1994 karena kabar duka ayahnya. Semoga artikel ini berguna untuk pembaca sekalian.
(Wikanto Arungbudoyo)