“Sebenarnya sama saja sih persiapannya karena itu pertandingannya beruntun ya, jadi setelah kalah di Orleans tuh ya latihan kayak latihan biasa saja. Kami evaluasi tapi ya sudah main saja gitu,” jelas Lanny.
“Soalnya habis kalah di Orleans kan jadi kayak ada pikiran, kayak nge-down gitu. Tapi ya sudahlah di Swiss main saja, eh tapi malah di sana mainnya dapat banget, enak banget,” tambahnya.
Gelar Swiss Open 2024 juga seakan menjadi ajang pembuktian diri bagi Lanny/Ribka, mereka memiliki kualitas yang mumpuni. Sebab, di semifinal, pasangan itu menyingkirkan ganda putri nomor satu Indonesia saat ini, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, dengan skor 13-21, 21-10, dan 23-21.
Lanny/Ribka menyebut melawan kompatriot sendiri lebih susah ketimbang bentrok dengan wakil negara lain karenasudah tahu permainan satu sama lain. Namun, yang menjadi kunci kemenangan atas Apriyani/Fadia adalah, tampil lepas tanpa beban karena sang lawan lebih diunggulkan untuk menang.
“Lebih susah mungkin iya (melawan rekan senegara) karena kami sudah sama-sama tahu di latihan dan di lapangan mainnya bagaimana, cuma kami kemarin nothing to lose saja soalnya lawan kan juga di atas kami,” pungkas Ribka.
(Wikanto Arungbudoyo)