“Saya merasa sangat bangga, dan saya juga sangat lelah. Turnamen ini spesial bagi saya, gelar mayor pertama saya diraih pada tahun 2016 di mana saya mengatasi banyak keraguan dan semacam hambatan bagi saya untuk mulai menang, jadi untuk menang lagi di sini memiliki arti yang sangat spesial bagi saya,” kata Axelsen dilansir dari laman resmi BWF, Rabu (20/12/2023).
“Ini kelima kalinya saya memenangkan gelar akhir tahun ini, jadi ini sangat Istimewa,” tambahnya.
Uniknya, perjalanannya menjuarai WTF 2023 hampir sama dengan yang dilewatinya saat menyabet titel Super Series Finals 2017 lalu. Kala itu, dia juga menelan kekalahan di laga pembuka dari Shi Yu Qi dan kemudian gantian menghajar pemain ranking enam dunia itu di semifinal.
Axelsen pun menilai kekuatan fisik dan mental menjadi kunci keberhasilannya menjadi pemain tersukses di ajang WTF. Menurutnya, jika memiliki modal tersebut, maka seorang pemain punya kesempatan kedua untuk bangkit dan menjadi juara.
“Saya pikir mungkin pada tahun 2017 saya juga kalah darinya di grup dan akhirnya memenangkan pertemuan berikutnya. Beruntung saya berhasil lolos ke semifinal, dan di turnamen ini, jika Anda benar-benar tangguh secara fisik dan mental, Anda bisa mendapatkan kesempatan kedua dan saya berhasil mengambilnya dan saya bangga akan hal itu,” pungkas pemain berpostur 193 cm itu.
(Admiraldy Eka Saputra)