MANTAN ganda putra Indonesia, Rexy Mainaky, bercerita soal perjuangan Tim Bulu Tangkis Indonesia saat juara Piala Thomas 1998. Ketika itu, Rexy Mainaky dan kolega memenangkan gelar tersebut berbarengan dengan kerusuhan yang terjadi di Indonesia.
Sekadar diketahui, Rexy Mainaky merupakan salah satu ganda putra terbaik yang pernah dimiliki Indonesia di era 1990-an. Saat itu, pria yang kini berusia 55 tahun tersebut dipasangkan dengan Ricky Subagja.
Duet Rexy Mainaky/ Ricky Subagja telah berhasil memenangkan sejumlah prestasi bergengsi seperti juara World Cup (1993, 1995, dan 1997) hingga Kejuaraan Dunia Bulutangkis 1995. Selain itu, mereka juga menjuarai All England 1995 dan All England 1996.
Yang paling membanggakan, duet Rexy Mainaky/ Ricky Subagja sukses menggondol medali emas Olimpiade 1996. Rexy Mainaky juga turut berkontribusi dalam peraihan lima trofi Piala Thomas Tim Bulu Tangkis Indonesia (1994, 1996, 1998, 2000, 2002).
Rexy Mainaky ternyata memiliki kenangan yang tak terlupakan di ajang Piala Thomas 1998 yang digelar di Hong Kong. Mantan ganda putra Indonesia itu pun bercerita membahas perjuangan Tim Bulu Tangkis Indonesia saat juara Piala Thomas 1998.
Saat itu, Rexy Mainaky dan kawan-kawan dilanda kegelisahan karena berbarengan kerusuhan yang terjadi di Indonesia yang menuntut rezim orde baru Soeharto segera digulingkan. Pembakaran gedung, kekerasan etnis, juga terjadi tepatnya pada Mei 1998.
Kerusuhan itu membuat Tim Bulu Tangkis Indonesia sempat berencana mundur dari Piala Thomas 1998 meski tak jadi. Saat bertanding, konsentrasi Rexy Mainaky dan rekan-rekannya pun terpecah antara pertandingan dan memikirkan keluarga di Indonesia.
Namun, Rexy Mainaky dan rekan-rekannya justru tampil bersemangat untuk membela negara Indonesia. Alhasil, Tim Bulu Tangkis Indonesia berhasil memenangkan Piala Thomas 1998 usai memetik kemenangan 3-2 atas Malaysia di final.