JAKARTA - Walaupun diguyur bonus atas prestasinya di Asian Games 2018, pemain ganda putra bulu tangkis terbaik dunia yang dimiliki Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon, tidak mau menggantungkan masa depannya kepada pemerintah.
Dikerubuti anak-anak, juga pria setengah baya dan kaum perempuan yang meminta foto bareng dan tanda tangan, pria kelahiran 1991 itu melayaninya dengan sabar dan berusaha tetap memelihara senyum.
Marcus memang sedang tenar setelah meraih medali emas bersama pasangan gandanya, Kevin Sanjaya Sukamuljo di Asian Games 2018 yang baru saja berakhir. Pada SeninĀ 3 September 2018, Marcus baru saja menerima bonus sebesar Rp600 juta dari pendiri klub PB Jaya Raya dan pengusaha terkenal, Ciputra.
Ini merupakan bonus susulan yang diterimanya setelah menerima bonus sebesar Rp1 miliar dari pemerintah Indonesia, Minggu 2 September 2018 atas raihan medali emas tersebut. Dia juga akan mendapat hadiah rumah. Sebagai warga Jakarta, Gideon pun dijanjikan akan mendapatkan bonus sebesar Rp300 juta dari pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Bonusnya cepat banget turunnya. Kita sebagai atlet baru kali ini, setelah pertandingan habis, langsung mendapatkan bonus. Senang banget," kata Gideon, usai menerima bonus dari PB Jaya Raya di GOR PB Jaya Raya, Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (3/9/2018).
"Ini jadi motivasi buat yang kecil-kecil (pemain bulu tangkis usia muda) biar orang tuanya juga percaya dan yakin, kalau anaknya main bulutangkis, masa depannya ada," ujar Sinyo -sapaan akrab Marcus.
"Nggak kayak (pemerintahan sebelumnya) dulu, yang nggak ada hadiahnya, sehingga mana ada orang tua yang anaknya disuruh main bulu tangkis."
Namun demikian saat ditanya apa yang perlu dilakukan pemerintah Indonesia agar masa depan atlet olah raga yang sudah pensiun dapat terjamin, Gideon kurang sepakat apabila tanggung jawab itu sepenuhnya dibebankan kepada pemerintah.
"Selama atlet itu masih bisa berjaya, pasti dia akan menabung, sudah menyiapkan untuk masa depannya. Nggak bisa semuanya kemudian minta kepada pemerintah. Kami nggak bisa selalu minta kepada pemerintah. Mereka nggak bisa ngasih (dana atau tunjangan) Anda terus," jelasnya.