Jadi menurut Anda bonus ini penting bagi pembinaan bulu tangkis agar anak-anak tertarik menekuninya?
Penting, sebab akan memotivasi agar masyarakat tertarik untuk menekuni bulutangkis. Coba bagaimana rasanya, karena bermain bulu tangkis, sehingga harus rela sekolahnya diganggu. Lalu saat meraih prestasi, nggak mendapat hadiah. Lalu, mau makan apa mereka?
Selain bonus, apa hal penting lainnya yang mesti dilakukan pemerintah agar cabang olah raga bulu tangkis dapat terus menyumbang prestasi?
Kalau bisa pembangunan gedung olah raga seperti di kompleks Gelora Bung Karno (GBK) ada di setiap kota di Indonesia.
Kalau saya ke China, hampir setiap kota, berdiri gedung olah raga yang ukurannya sama seperti Istora Senayan. Dan ukuran yang terkecil itu sebesar Istora. Gedung olah raga di Cina itu gede banget.
Kalau bisa, di setiap kota di Indonesia, enggak cuma di Jakarta, ada gedung olah raga. Jadi, kalau mau main olahraga, nggak perlu susah-susah ke pulau Jawa. Kalau bisa yang di Kalimantan, Papua, Ambon dibangun sarana seperti itu.
Menurut Anda apa yang perlu dilakukan pemerintah Indonesia agar masa depan atlet yang sudah pensiun dapat terjamin?
Menurut saya, jika ada persoalan yang menimpa mantan atlet, itu tidak bisa sepenuhnya digantungkan kepada pemerintah. Selama atlet itu masih berjaya, pasti dia akan menabung, sudah menyiapkan untuk masa depannya. Nggak bisa semuanya kemudian minta kepada pemerintah.
Kami nggak bisa selalu minta kepada pemerintah. Mereka enggak bisa ngasih (dana atau tunjangan) kamu terus. Pasti kami harus kerja, cari sesuatu. Dan saya yakin, kalau kami usaha secara benar dan nggak aneh-aneh, pasti tidak akan susah di masa tuanya. Pasti tetap bisa makan.
Apa kata kunci yang menjadi pegangan Anda sehingga berhasil mendapatkan medali emas di Asian Games, utamanya ketika Anda awal mula menggeluti dunia bulu tangkis?
Selalu melakukan yang terbaik. Nggak usah membandingkan dengan orang lain. Yang penting Kami melakukan yang terbaik sebisa mungkin. Itu yang terpenting buat saya.
Dalam perjalanan hidup Anda, di titik mana Anda akhirnya memutuskan untuk total menggeluti dunia bulu tangkis?
Ya, sedari kecil seperti ini. Soalnya, kalau sudah dari kecil, kita akan fokus ke situ. Kalau berubah-ubah, enggak bagus, pada akhirnya. Saat usia sekolah dasar, saya sudah bermain bulutangkis, dan sudah fokus ke cabang olah raga itu.
Dan agar bisa fokus, peran orang tua tentu menjadi penting ya?
Pasti, karena orang tua mendukung apa yang kita tekuni. Kalau orang tua nggak membolehkan, gimana dong?
Lantas, bagaimana Anda bisa menjaga konsistensi selama belasan tahun sehingga Anda tetap setia dan tidak meninggalkan dunia bulu tangkis?
Ya, soalnya saya senang main bulutangkis dan hobi juga. Jadi lebih senang menggelutinya.
(Andika Pratama)