Denmark sakan menemukan pemain baru, tetapi butuh waktu beberapa tahun. Di Denmark kami selalu bekerja keras di badminton dan terus berusaha menciptakan pemain baru. Itu sebabnya para pemain tua tetap bermain untuk jangka waktu yang lama agar para pemain muda bisa bermain bersama kami dan menimba pengalaman. Setelah itu, pemain tua bisa pensiun dan generasi baru sudah siap untuk main. Semoga hal itu dapat terus berlanjut.
Bagi saya, saya selalu mencintai Denmark. Di Denmark, kami tahu bagaimana caranya menciptakan pemain baru yang kuat. Dan untuk saya, pergi ke negara lain untuk melatih merupakan sebuah peluang yang bagus sekaligus tantangan berat.
O: Mathias Boe/Carsten Mogensen juga telah memasuki usia senja. Siapa yang akan menjadi penerus mereka?
F: Kami memiliki Mads Conrad Pedersen/Mads Pieler Kolding. Kemampuan mereka kian membaik di setiap waktunya. Mereka juga mendapat pengalaman karena berlatih bersama saya dan Mogensen/Boe. So, saya pikir mereka sudah siap menggantikan peran tiga pemain tua ini ketika sudah tidak lagi bermain. Selain itu, saya percaya mereka kini siap mengambil tantangan.
O: Indonesia seolah kesulitan menemukan tunggal putra dan putri yang bagus. Tak demikian di Denmark, apa tipsnya?
F: Seperti yang saya katakan sebelumnya, kami selalu membiarkan para pemain senior tampil selama mungkin, kami tidak membiarkan mereka pergi. Misalnya Peter Gade bermain untuk jangka waktu yang lama. Hans Kristian Vittinghus, Jan O Jorgensen, Victor L Axelsen, mereka bermain bersama Peter Gade. Ketika Gade gantung raket, maka para pemain muda siap menggantikan peran tersebut.
Seperti itu kami mencoba membangun sistem regenerasi dengan mempertahankan pemain top selama mungkin, sehingga generasi muda bisa berlatih bersama dengan pemain top tersebut dan menimba pengalaman dari Gade. Itu salah satu alasan dari regenerasi pemain di Denmark.
Sementara di Indonesia, banyak dari para pemain yang keluar dari pelatnas dan memilih berkarier secara independen (profesional). Kami tidak melakukan itu di Denmark. Kami selalu mencoba menjaga kebersamaan.
O: Bisakah Anda menjelaskan apa yang terjadi dengan tim Denmark di Sudirman Cup, sehingga lima dari pemain unggulan memutuskan absen?
F: Lima pemain top Denmark (Mathias Boe, Carsten Mogensen, Christinna Pedersen, dan Kamilla Rytter Juhl), dan saya termasuk salah satunya, sudah memiliki sponsor yakni sebuah perusahaan kue bernama Kjedlsens yang telah mendukung dan memberikan dana kepada kami selama beberapa tahun terakhir. Tentu saja, kami harus loyal terhadap mereka.
Namun, federasi bulutangkis di Denmark menjalin kerjasama dengan perusahaan kue lain di ajang Sudirman Cup, yakni Danisa yang merupakan pesaing dari Kjedlsens. Kami mengatakan kepada federasi bahwa kami tidak dapat bermain menggunakan kaos dengan sponsor tersebut. Kami setia kepada Kjedlsens karena tanpa dana dan dukungan mereka, kami tidak memiliki kesempatan bermain dan mengikuti berbagai turnamen. Dana yang diberikan federasi kepada kami sangat kecil, dana tersebut bahkan tidak cukup untuk membeli tiket pesawat. Itu alasannya mengapa kami begitu setia kepada sponsor lama.
Setelah gelaran Sudirman Cup, kami menemukan solusi untuk masa depan. Kami tidak akan menggunakan logo sponsor untuk turnamen berikutnya. Bukan berarti kami akan mengenakan logo dari sponsor baru, melainkan kami akan bermain dengan menggunakan jersey tanpa logo sponsor.
O: Rencananya Anda akan segera gantung raket. Apa yang akan Anda lakukan setelah itu?