JAKARTA - Ketua Umum (Ketum) Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), Yenny Wahid, mengungkapkan alasan strategis di balik keputusan Indonesia menurunkan atlet-atlet muda di ajang SEA Games 2025 mendatang. Langkah ini diambil untuk meredam kekhawatiran dan keberatan dari negara-negara peserta lain yang terancam memboikot cabang olahraga (cabor) panjat tebing jika Indonesia tetap membawa atlet-atlet kelas dunia seperti Veddriq Leonardo atau Desak Made Rita Kusuma Dewi.
Sebagaimana diketahui, skuad panjat tebing Merah Putih untuk SEA Games 2025 diisi oleh wajah-wajah baru dan atlet muda, tanpa nama-nama dominan seperti Veddriq, Desak, Kiromal Katibin, ataupun Rajiah Sallsabillah.
Usut punya usut, ternyata beberapa negara peserta lain sempat mengungkapkan keberatan jika Indonesia menurunkan atlet terbaiknya. Mereka khawatir seluruh medali kembali diborong Indonesia, sehingga cabor panjat tebing terancam tidak dipertandingkan dalam edisi-edisi selanjutnya.
Yenny pun mengakui adanya dinamika tersebut. Karena itu, FPTI mengirim atlet-atlet muda terbaiknya di SEA Games 2025. Meski begitu, dia tetap optimistis atlet-atletnya tetap bisa berjaya di ajang tersebut.
“Kita sempat, dalam tanda petik, ‘diancam’ seperti itu. Akhirnya kita sepakat menurunkan atlet-atlet junior. Tapi jangan khawatir. Walaupun junior, catatan waktu mereka sudah melampaui atlet-atlet ASEAN. Jadi secara teknis, saya tidak terlalu khawatir,” ujar Yenny kepada wartawan, dikutip Selasa (2/12/2025).
Yenny menegaskan peluang Indonesia meraih medali tetap besar meski mengandalkan atlet muda. Terutama di nomor speed yang selama ini menjadi kekuatan utama Indonesia.
FPTI menargetkan total tiga medali emas, enam perak, dan dua perunggu pada SEA Games kali ini. Selain speed, tim Indonesia juga membidik hasil lebih baik di nomor lead, yang selama ini belum sedominan speed.
“Ini semoga menjadi awalan baru khusus untuk lead. Kita punya atlet-atlet muda yang lumayan. Saya berharap kali ini kita bisa meraih emas di lead,” tambah Yenny.