“Saat kami berbicara dengan Valentino, ada cara berpikir yang berbeda di dalam Yamaha, karena ada yang menentang gagasan merekrut Valentino karena mereka berkata 'dia juara dunia multi-musim: jika dia datang ke Yamaha dan kami tidak menang, itu salah Yamaha," ungkap Brivio melansir dari Crash, Kamis (26/12/2024).
“Jika kami menang, itu karena Valentino. Jadi kami tidak akan mendapatkan apa pun sebagai sebuah merek. Ini adalah salah satu cara berpikir mereka saat itu. Di sisi lain, ada beberapa orang yang mengatakan bahwa kami tidak membutuhkan Valentino,” tambahnya.
"Sekali lagi, kembali ke budaya: budaya yang menganggap yang penting adalah motornya. Dan seseorang di dalam Yamaha berkata 'kami tidak membutuhkan Valentino karena kami akan membuat motor yang bagus, kuat, dan dapat menang dengan pembalap mana pun,” lanjut Brivio.
Kendati demikian, Rossi justru mampu membawa Yamaha juara di MotoGP 2004. Padahal itu tahun perdana Rossi di Yamaha, dan Yamaha pun sudah lama tak meraskaan gelar juara dunia.
Sejak saat itu, pemikiran Yamaha berubah. Bahkan tim-tim lain pun ikut menilai faktor pembalap juga sama pentingnya dengan pengembangan motor.
(Rivan Nasri Rachman)