Runtuhnya Dominasi Valentino Rossi
(Valentino Rossi saat membela Ducati)
Usai menggila di 2009, Valentino Rossi harus kembali terpuruk dalam menjalani karier di MotoGP. Finis ketiga di musim 2010, dia kemudian tertatih-tatih dalam bersaing menghuni lima besar di klasemen pembalap.
Ya, pada 2011, Valentino Rossi memang akhirnya memilih berpindah tim lagi. Dia meninggalkan zona nyamannya di Yamaha dengan bergabung ke Ducati. Semua disinyalir karena dirinya yang tak nyaman setim dengan Jorge Lorenzo. Apalagi, Lorenzo sudah sukses menyabet gelar juara pada 2010 sehingga perhatian di Yamaha diyakini akan terpecah ke Lorenzo juga.
Dengan hijrah ke Ducati, Rossi merasa punya harapan bisa mendapat perhatian penuh dari tim sehingga membantunya menjadi juara dunia lagi. Namun, keputusannya kali ini salah besar. Valentino Rossi gagal beradaptasi dengan Desmosedici -sebutan motor Ducati- hingga memble di dua musim. Pada 2013, dia pun memutuskan kembali ke Yamaha.
Periode keduanya di Yamaha tak semanis sebelumnya. Setelah 2009, Valentino Rossi tak lagi bisa merebut gelar juara. Dia hanya menyabet status sebagai runner-up di tiga musim beruntun. Musimnya makin memburuk pada 2017 karena dirinya terlempar ke urutan ketujuh di klasemen akhir.
Musim Valentno Rossi kemudian menjadi terlihat inkonsisten karena kalah saing dengan para pembalap muda, utamanya tentu Marc Marquez, yang sudah menjadi rival sengitnya di MotoGP. Valentino Rossi tak bisa menampik bahwa usia sudah memengaruhi kinerjanya.
Pencapaian terburuk pun didapat Valentino Rossi pada dua musim terakhirnya di MotoGP. Bagaimana tidak, dia hanya finis di urutan ke-15 dan 18 kala itu. Valentino Rossi bahkan akhirnya terbuang dari tim pabrikan Yamaha karena hanya membela tim satelitnya, yakni Petronas, sampai akhirnya pensiun.