Tabel Medali Asian Games Sepanjang Masa di Kawasan Asia Tenggara

Jika SEA Games adalah ajang persahabatan regional, Asian Games adalah medan pembuktian sesungguhnya untuk mengukur sejauh mana prestasi negara-negara Asia Tenggara mampu bersaing dengan raksasa dunia seperti China, Jepang, dan Korea Selatan.
Di panggung megah ini, Thailand masih memegang takhta sebagai raja utama ASEAN. Lalu, disusul oleh Indonesia yang terus berusaha mengejar di posisi kedua.
Setidaknya hinggah saat ini, Thailand menjadi negara di kawasan Asia Tenggara dengan perolehan medali paling banyak dengan total perolehan medalu sebanyak 644 medali, masing-masing 144 medali emas, 189 medali perak dan 311 medali perunggu. Thailand mengukuhkan statusnya sebagai pemimpin kawasan dengan total raihan fantastis. Thailand membuktikan bahwa sistem pembinaan mereka sangat adaptif terhadap standar Asia. Mereka tidak hanya mengandalkan satu atau dua cabang unggulan, tetapi mampu mendulang medali dari tinju, angkat besi, atletik, hingga cabang olahraga permainan seperti sepak takraw yang menjadi lumbung emas abadi mereka.
Raksasa yang terus mengejar di posisi kedua, Indonesia berdiri dengan total 492 medali. Meski terpaut cukup jauh dari Thailand, raihan 98 medali emas Indonesia menunjukkan potensi besar yang dimiliki bangsa ini.
Indonesia secara historis sangat kuat di cabang olahraga bulu tangkis, pencak silat (terutama saat menjadi tuan rumah 2018), dan atletik. Koleksi 130 perak dan 264 perunggu mengindikasikan bahwa atlet-atlet Indonesia sebenarnya memiliki daya saing tinggi, namun sering kali masih kesulitan mengonversi peluang menjadi emas di babak final sebuah fenomena yang memperkuat narasi "Runner-Up" di level internasional.
Namun, pencapaian Indonesia yang mampu mengumpulkan hampir 500 medali di level Asia tetaplah sebuah prestasi yang membanggakan. Angka ini menempatkan Indonesia jauh di atas negara-negara tetangga lainnya, seperti Malaysia, Filipina, atau Vietnam dalam sejarah panjang Asian Games sejak 1951.
Peringkat kedua Indonesia dalam ajang Asian Games sering dipersepsikan sebagai capaian luar biasa. Di tengah persaingan negara-negara besar Asia seperti China, Jepang, dan Korea Selatan, posisi tersebut menunjukkan bahwa olahraga Indonesia bukan sekadar pelengkap.
Bahkan, jika dilihat dalam konteks Asia Tenggara, Indonesia tampil sebagai negara dengan perolehan medali terbanyak, mengungguli rival-rival regionalnya. Fakta ini menegaskan bahwa Indonesia sejatinya adalah kekuatan utama olahraga di kawasan.
Namun, di balik kebanggaan itu tersimpan paradoks yang layak direnungkan. Medali yang melimpah tidak selalu berbanding lurus dengan dominasi peringkat tertinggi. Indonesia kuat secara kuantitas, tetapi belum sepenuhnya superior dalam kualitas dominasi Asia.
Posisi kedua seolah menjadi simbol bahwa Indonesia sudah sangat dekat dengan puncak, tetapi masih belum mampu menegaskan diri sebagai kekuatan utama yang tak tergoyahkan. Dominasi Indonesia di Asia Tenggara juga menyiratkan tantangan lain.
Jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, keunggulan Indonesia seharusnya menjadi modal besar untuk melompat lebih jauh di level Asia. Sayangnya, keunggulan regional itu belum sepenuhnya dikonversi menjadi kepemimpinan absolut di tingkat benua. Hal ini mengindikasikan bahwa persoalan utama bukan pada potensi atlet, melainkan pada strategi pengembangan prestasi jangka panjang.