TAHUN 2025 menjadi periode yang penuh ujian fisik dan mental bagi tunggal putri andalan Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung. Di balik prestasinya sebagai peraih perunggu Olimpiade Paris 2024, atlet bulu tangkis berusia 26 tahun ini harus bergelut dengan kondisi kesehatan yang serius.
Melalui unggahan menyentuh di Instagram pribadinya pada 23 Desember 2025, Gregoria membagikan betapa beratnya hari-hari yang ia lalui akibat serangan vertigo yang tak terduga.
Masalah kesehatan Gregoria mulai mencuat secara signifikan pada April 2025, yang memaksanya absen dari skuad Piala Sudirman. Meski sempat membaik pada akhir Mei dan mencoba kembali ke lapangan dengan penampilan baru berambut pendek, kondisi fisiknya tetap naik turun.
Puncaknya terjadi pada September 2025, di mana Gregoria terpaksa mundur dari China Masters dan Korea Open. Padahal, saat itu Gregoria sudah menginjakkan kaki di Shenzhen, China.
Namun, rasa pening hebat yang datang tiba-tiba membuatnya tidak stabil. Kabid Binpres PBSI, Eng Hian, mengambil keputusan tegas untuk memulangkan Gregoria ke Jakarta demi perawatan intensif.
Tak berhenti di situ, pada November 2025, setelah berjuang hingga final di Kumamoto Masters, ia kembali ditarik dari Australia Open karena faktor kebugaran yang belum pulih total. Perjalanan jauh antarnegara dinilai terlalu berisiko bagi pemulihan syaraf dan fisiknya.
Dalam pengakuannya, Gregoria menggambarkan vertigo yang dialaminya sebagai kondisi yang sangat menyiksa. Ia bercerita bagaimana gerakan sekecil apa pun bisa memperparah keadaan hingga membuatnya terjatuh berkali-kali.
Serangan ini tidak mengenal tempat, mulai dari asrama, gereja saat perayaan Paskah, hingga bandara. Ketakutan untuk berlatih sempat menghantuinya, namun keinginan kuat untuk bertanding kembali tetap menjadi api semangatnya.
Di tengah masa sulit tersebut, Gregoria mengungkapkan rasa syukur yang mendalam atas kehadiran orang-orang terkasih. Secara khusus, ia memberikan apresiasi luar biasa kepada suaminya, Mikha Angelo, yang setia menemani dan membantunya melewati kepanikan saat vertigo kambuh.
“Engga terhitung berapa kali harus terbaring diam karena gerakan sekecil apapun hanya bikin tambah parah. Dari kambuh cuma hitungan menit, lalu berjam-jam. dari bisa ditahan, lalu berkali-kali jatuh. bisa dimana aja, di asrama, di gereja, di bandara pun. dari takut latihan tapi akhirnya bisa bertanding lagi,” curhat Gregoria di instagram pribadinya @gregoriamrska, dikutip Kamis (25/12/2025).
“Aku sadar vertigoku ini cukup menyusahkan dan bikin panik orang-orang terdekatku, aku mau berterima kasih banyak banyak banyak buat yang sudah bantu dan temenin aku di masa sulit ini, Aku sangat diberkati oleh Tuhan dengan kehadiran orang-orang yang peduli dan sayang sama aku, terutama Mikha juga untuk seluruh perhatian dan doa kalian untuk kesembuhanku, terima kasih,” tutupnya.
(Rivan Nasri Rachman)