BOLOGNA – Pembalap Tim Ducati Lenovo, Marc Marquez akhirnya membuka suara mengenai titik balik emosional yang membuatnya yakin bahwa gelar juara dunia MotoGP 2025 bisa ia raih. Pembalap asal Spanyol tersebut menunjuk seri Qatar sebagai balapan penentu yang memicu keyakinan dirinya, bahkan setelah sempat melakukan kesalahan fatal di seri sebelumnya.
Musim 2025 memang menjadi dominasi total bagi Marquez, meskipun ia harus absen di lima balapan. Ia mengunci gelar dunia kesembilannya di Jepang, lima seri sebelum musim berakhir, dengan keunggulan 78 poin. Kemenangan di tiga dari empat balapan awal, diikuti delapan kemenangan dari sembilan balapan antara Aragon dan Misano, menjadi bukti kehebatannya.
Namun, bagi Marquez, momen keyakinan penuh dimulai jauh lebih awal.
Bagi Marc Marquez, MotoGP Qatar 2025 merupakan balapan terpenting yang membuktikan bahwa ia bisa kompetitif di berbagai sirkuit, terlepas dari gaya balapnya. Sebelumnya, di Austin, Marquez terjatuh saat memimpin balapan.
Kembali meraih hasil maksimal di Qatar yang merupakan seri keempat, dengan mengumpulkan 37 poin dari Sprint Race dan main race, menjadi bukti nyata bahwa ia telah menemukan ritme yang stabil.
"Bagi saya, GP terpenting adalah Qatar. Saya datang dari GP Austin di mana saya melakukan kesalahan besar dan kemudian di Qatar, kembali meraih 37 poin (Sprint race dan balapan utama) di sirkuit yang berbeda untuk gaya balapan saya. Jadi, di sanalah saya mulai menyadari bahwa itu adalah tahunnya,” ungkap Marquez, dilansir dari Crash, Selasa (25/11/2025).
Kunci utama keberhasilan Marquez, pada dasarnya, adalah kecepatan. Ia pun senang karena memiliki motor tercepat di MotoGP saat ini.
"Pada akhirnya, yang terpenting adalah kecepatan: jika Anda memiliki kecepatan, jika Anda cepat, lebih mudah mengendalikan situasi," tambahnya.
Gelar Juara Dunia 2025 ini sangat istimewa karena merupakan gelar pertama Marquez sejak cedera parah di lengan kanan (humerus) yang ia alami di MotoGP Spanyol 2020. Marquez mengakui ia kembali ke musim 2025 dengan kondisi yang berbeda secara fisik dan mental.
Marquez datang dengan tim baru, kondisi fisik yang telah diperbarui, dan pengalaman 32 tahun. Dengan semua hal positif itu, mengakhiri musim dengan gelar juara adalah sebuah cerita yang begitu luar biasa.
"Ini adalah Marc yang berbeda. Saya tidak akan mengatakan ini adalah Marc yang lebih baik karena Marc yang dulu juga menang; ini adalah Marc yang sama dengan poin-poin kuat yang berbeda," sambung Marc Marquez.
"Sekarang saya memiliki, bisa dibilang, lengan yang berbeda, kondisi fisik yang berbeda, mentalitas yang berbeda. Anda harus beradaptasi, Anda tidak bisa membalap dengan cara yang sama seperti tahun 2013," tutupnya.
(Rivan Nasri Rachman)