Kemunduran ini berlanjut setelah ia pindah ke tim pabrikan Ducati (2009–2013), di mana prestasi terbaiknya hanya menempati posisi ketujuh pada musim 2010. Pada 2014, ia beralih ke tim satelit Aspar, namun hanya berfungsi sebagai pelengkap formasi grid, dengan hasil terbaik finis di posisi kedelapan pada GP Qatar 2014.
Sadar kinerjanya mandek, Hayden memutuskan hijrah ke ajang World Superbike (WSBK) pada musim 2016. Sebagai perpisahan, namanya diabadikan dalam MotoGP Hall of Fame sebagai legenda ke-22 dengan total pencapaian: satu gelar Juara Dunia, tiga kemenangan Grand Prix, 28 kali naik podium, dan tujuh pole position.
Masa-masa akhir kariernya diwarnai ironi dan kepahitan. Setelah hanya finis di urutan ke-12 di WSBK seri Italia pada 14 Mei 2017, ia tetap berada di Italia. Tiga hari kemudian, pada 17 Mei, saat berlatih menggunakan sepedanya di lingkungan sekitar Sirkuit Misano, ia ditabrak mobil yang datang dari arah berlawanan. Tabrakan tersebut sangat parah, merusak mobil dan membelah dua sepedanya.
Setelah lima hari berjuang dalam kondisi kritis di rumah sakit, Hayden mengembuskan napas terakhir.
(Rivan Nasri Rachman)