JAKARTA – Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia), Raja Sapta Oktohari mengukuhkan Tim Indonesia yang akan tampil di Asian Youth Games (AYG) Bahrain 2025 serta Islamic Solidarity Games (ISG) Riyadh 2025. Bersamaan dengan itu, Tim Indonesia juga secara resmi dilepas Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Erick Thohir.
Acara pengukuhan dan pelepasan itu digelar di tempat yang sama, yakni Auditorium Kemenpora, Senayan, Jakarta, pada Jumat 17 Oktober 2025. Dalam kesepatan itu, Erick Thohir pun turut memberi pesan khusus.
Menpora Erick menyampaikan pesan motivasi mendalam bagi para atlet muda dan kontingen Indonesia yang akan bertanding membawa nama bangsa di dua ajang internasional tersebut. Dia mengingatkan kepada para atlet untuk tidak gentar menghadapi lawan-lawannya.
“Kalian adalah yang terbaik untuk bangsa ini, kalian adalah pahlawan untuk kita kirim perang. Kalah menang biasa, tapi kalah sebelum bertanding tidak boleh jadi kebiasaan bangsa ini” ujar Erick Thohir.
“Siapa pun lawan kalian, kita harus kasih lihat siapa Indonesia, ada garuda, ada merah putih, dan kalian bertanding juga menjaga nama baik kalian keluarga serta pengorbanan yang sudah kalian lakukan dalam latihan,” sambungnya.
Di sisi lain, Okto -sapaan akrab Raja Sapta- menegaskan bahwa kedua ajang ini merupakan momentum penting untuk menjaga kesinambungan pembinaan atlet muda Indonesia sekaligus memperkuat karakter nasionalisme mereka di kancah internasional. Dia juga mengungkapkan optimisme tinggi kepada para atlet yang akan mewakili Indonesia di dua ajang multievent tersebut.
“Asian Youth Games dan Islamic Solidarity Games ini selain berkompetisi, kita juga berdiplomasi. Tapi dalam setiap kompetisi, atlet kita dimotivasi hanya datang untuk menang, untuk membawa pulang medali. Sesuai arahan Presiden RI, kita mau menang di banyak tempat, mau mengumandangkan Indonesia Raya sesering mungkin dan mengibarkan bendera Merah Putih di panggung-panggung dunia,” sebut Okto.
Masuknya pencak silat ke dalam cabang resmi Asian Youth Games menjadi langkah besar bagi diplomasi olahraga Indonesia di level Asia. Dengan menjadi bagian dari Asian Youth Games, lanjut Okto, mata dunia sudah terbuka terhadap pencak silat dan Indonesia semakin dekat melihat olahraga asli Indonesia tersebut tampil di Olimpiade.
“Perintah langsung dari Presiden Persilat (Persatuan Pencak Silat Seluruh Dunia), akhirnya kedua negara penyelenggara bersedia menyelenggarakan pencak silat sebelum kegiatan dimulai dan masuk dalam perolehan medali untuk Asian Youth Games. Ini bagian dari diplomasi melalui AYG dan ISG bisa menduniakan pencak silat,” jelasnya.
Tim Indonesia untuk Asian Youth Games (AYG) Bahrain yang dipimpin oleh Chef de Mission (CdM) Akbar menurunkan 122 atlet, 51 pelatih dan ofisial, serta 20 personel Headquarters (HQ) dan tim pendukung. Tim Indonesia akan ikut di 21 dari 26 cabang olahraga yang dipertandingkan.
Ke-26 cabang olahraga itu adalah akuatik, atletik, badminton, basketball 3x3, camel racing, cycling, esports, equestrian, golf, jiu-jitsu, judo, mixed martial arts (MMA), muaythai, tenis meja, taekwondo, triathlon, weightlifting, teqball, voli pantai, voli indoor, serta pencak silat dan kurash.
Berkat diplomasi aktif NOC Indonesia, pencak silat yang awalnya hanya berstatus demonstrasi dipastikan resmi masuk cabang olahraga perolehan medali. Pencak silat akan mempertandingkan empat nomor; kelas 51–55 kg dan 59–64 kg putra-putri, di mana Indonesia menurunkan dua atlet di kelas 51–55 kg putra dan putri.
Sedangkan Tim Indonesia untuk Islamic Solidarity Games (ISG) Riyadh, Arab Saudi akan menurunkan 38 atlet. Mereka siap mentas di enam cabang olahraga (renang, anggar, muaythai, angkat besi, gulat dan pencak silat).
Kemudian, ada 14 official dan 11 tim pendukung serta Headquarter. Tim Indonesia di ISG 2025 akan dipimpin CdM Endri Erawan yang merupakan Komite Eksekutif Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia).
(Djanti Virantika)