JAKARTA - Bintang tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie, akhirnya buka suara mengenai perasaannya meraih gelar juara Korea Open 2025 pekan lalu. Kemenangan ini terasa sangat istimewa karena merupakan gelar pertamanya sejak ia memutuskan menjadi pemain profesional (nonpelatnas PBSI) pada Mei 2025.
Gelar yang memuaskan dahaga prestasinya sejak Badminton Asia Championships 2024 ini menjadi pembuktian bahwa keputusannya untuk berkarier secara mandiri adalah langkah yang tepat. Dalam wawancara eksklusif jelang tampil di BDMNTN-XL 2025, Jonatan mengakui perjalanan meraih gelar di Korea Open 2025 cukup berat dan penuh proses.
Namun, Jonatan merasakan adanya perbedaan signifikan dalam kemenangan tersebut berkat status barunya sebagai pemain individual.
Jonatan Christie secara gamblang menjelaskan perbedaan yang ia rasakan antara menjadi pemain pelatnas dan profesional. Selain faktor pendanaan, Jonatan menyoroti tanggung jawab pribadi yang lebih besar serta kemampuan untuk menyesuaikan program latihan secara total.
"Bedanya adalah saya pakai uang sendiri, enggak bercanda haha. Tapi enggak, bener sih, kan lebih tanggung jawab sendiri lah, terus dari program latihan kan juga saya menjalani apa yang bener-bener saya butuhkan,” kata Jonatan dalam wawancara eksklusif bersama Okezone jelang tampil di BDMNTN-XL 2025, Kamis (2/10/2025).
Lebih lanjut, Jonatan menekankan manfaat besar yang ia rasakan dalam manajemen cedera dan pemulihan, berkat perhatian 100% dari tim yang ia rekrut. Ia kini dapat terbebas dari rasa sakit saat bermain, sebuah kondisi yang sulit dicapai sebelumnya.
"Itu momen yang di mana membuat saya sangat berbeda, apalagi ketika belakangan ini juga cedera, itu sangat-sangat mengganggu juga, rehabnya juga sangat-sangat baik, saya punya fisio yang cukup bagus juga, yang membuat saya bisa, apa ya yang tadinya itu jalan sakit, terus main harus minum obat, sekarang tuh enggak perlu minum obat gitu, bener-bener free pain lah gitu," tambahnya.
"Tetapi memang dibayarnya harus dengan rehabnya yang bagus, terus juga recovery-nya juga setelah dan sebelum latihan, arena yang paling penting tuh di situ. Nah dengan saya individual kan, mereka 100% perhatiannya tuh ke saya, jadi itu yang saya dapat dari ketika saya bermain sebagai individual player," lanjutnya.
Pemain berusia 28 tahun ini merasa menjadi pemain profesional membuatnya mendapatkan perhatian penuh dari tim pendukung yang ia rekrut. Berbeda dengan di pelatnas, di mana perhatian pelatih dan fisioterapis harus terbagi untuk banyak atlet, tim profesionalnya kini dapat fokus total pada dirinya.
Jonatan mengaku merasakan peningkatan kualitas yang signifikan dari segi perhatian tim. Ia merasa prosesnya menjadi lebih baik karena timnya hanya memikirkan kemajuan dan kesehatannya.
"Saya pribadi malah lebih baik, karena orang yang saya hire, dia hanya memikirkan saya gitu, kalau di dalam (pelatnas) mereka memikirkan banyak atlet, dan itu yang ya tidak bisa disalahkan juga karena kan atletnya juga banyak," sambung Jonatan.
"Kita tidak bisa diprioritaskan yang seperti apa juga gitu, pasti ada batasannya, tapi kalau ini kan bener-bener waktunya dia hanya memikirkan saya gitu, ibaratnya kalau saya sakit, ya mereka pun sakit gitu, jadi mereka juga merasakan rasa sakit saya juga gitu, jadi kita saling membantu," katanya.
"Saya juga jujur dengan apa yang saya rasain, mereka memberikan advice, masukan juga yang mereka pahami untuk saya perbuat, untuk saya latih. Jadi kita saling bekerja sama lah. Itu yang membuat saya juara kemarin itu lebih berat, karena prosesnya itu," tutup Jonatan.
Kini, usai mengamankan gelar perdananya sebagai pemain profesional, Jonatan Christie bersiap kembali unjuk gigi di ajang BDMNTN-XL 2025 yang berkonsep fun match di Istora Senayan pada 2-5 Oktober 2025.
(Rivan Nasri Rachman)