"Saya kesal Rossi tidak diberi bendera hitam, yang akan merugikan poinnya, karena itu akan menempatkan saya di posisi terdepan (klasemen) saat itu juga," kenang Lorenzo.
Lorenzo mengakui reaksinya saat itu berlebihan, seperti pesepakbola yang membesar-besarkan ekspresinya atau berpura-pura paling tersakiti untuk membela diri.
"Saya tidak ingat bahwa saya meninggalkan podium lebih awal. Saya bertindak seperti pemain sepak bola, yang melebih-lebihkan dengan gerakan sebanyak mungkin untuk membela posisinya,” lanjut Lorenzo.
Pada akhirnya, Lorenzo berhasil meraih gelar juara dunia MotoGP 2015 di Valencia, sementara Rossi finis keempat setelah memulai dari grid terakhir. Kemenangan ini menutup musim yang diwarnai konspirasi, di mana banyak penggemar Rossi merasa bahwa ia dirampok gelarnya oleh Marquez.
Insiden ini tidak hanya memengaruhi hasil balapan, tetapi juga melahirkan persaingan abadi yang terus berlanjut di luar lintasan. Kini, Marquez berpotensi merebut gelar juara MotoGP ketujuh di musim 2025 ini, jumlah tersebut akan menyamai pencapaian Rossi yang juga mengoleksi 7 gelar juara dunia MotoGP.
(Rivan Nasri Rachman)