POBSI dan Carabao Biliar Kolaborasi, Hadirkan Juara Dunia untuk Turnamen International
KOTA BATU - Kota Batu menjadi tuan rumah bagi kehadiran Florian Kohler, atlet biliar peraih juara dunia trickshot venom. Kedatangan Kohler dalam rangka eksibisi untuk ajang Carabao International Open, sebuah turnamen biliar yang merupakan hasil kolaborasi Carabao Biliar dengan POBSI.
1. Kehadiran Florian Kohler
Hendra Kurniawan, pemilik Carabao Biliar Batu, menjelaskan turnamen internasional Carabao International Open akan digelar pada 17-18 September 2025 di Kota Batu. Total hadiah yang disiapkan mencapai Rp570 juta untuk kategori senior, dan Rp100 juta untuk kategori junior.
"Jadi, dia (Kohler) datang ke sini sebagai bagian dari rangkaian acara Carabao International dengan total hadiah Rp570 juta, dan untuk juniornya berhadiah Rp100 juta. Ini merupakan rangkaian acaranya," kata Hendra Kurniawan di Carabao International Open, Sabtu malam (13/9/2025).
Hendra menambahkan, kehadiran Florian Kohler diharapkan dapat memotivasi para atlet biliar, baik senior maupun junior, di Kota Batu dan seluruh Indonesia untuk terus berlatih dan mengikuti jejaknya.
2. Misi Motivasi
Lebih lanjut, Hendra menyebut Carabao Biliar berhasil mencetak juara dunia melalui Albert Januarta. Menurutnya, pencapaian Albert ini sangat membanggakan dan menjadi bukti bahwa atlet Indonesia memiliki potensi besar.
"Agar bisa memberikan motivasi untuk atlet-atlet junior. Carabao berhasil mencetak juara dunia pada diri Albert. Ia sudah menjadi juara di kelas senior internasional. Tidak mudah untuk lolos, dan Albert memiliki jenjang karier yang masih panjang, jadi nanti dia akan ke Batu," ucap Hendra.
Albert, yang masih berusia 17 tahun, dipastikan akan tampil dalam kategori senior di turnamen ini. Kehadiran Florian Kohler dan digelarnya turnamen ini diharapkan bisa menumbuhkan semangat kompetisi di kalangan pebiliar muda Indonesia.
"Tujuannya adalah untuk memotivasi dan mencoba, berani tampil. Informasi dari POBSI, di PON Lombok nanti ada kelas trickshot. Kalau kita tidak mulai dari sekarang, kita tidak punya acuan, karena di Indonesia belum pernah ada sama sekali," pungkasnya.
(Rivan Nasri Rachman)
