MARC Marquez mengaku tidak mau mengunci gelar juara dunia MotoGP 2025 di Sirkuit Misano World Marco Simoncelli, Misano Adriatico, Italia. Ia ternyata punya alasan tersendiri yang cukup berkelas.
Marquez berhasil memenangi MotoGP Hungaria 2025 di Sirkuit Balaton Park, Balatonfokajar, Minggu 24 Agustus malam WIB. Itu merupakan kemenangan ke-10 yang diraihnya di MotoGP 2025.
Tak hanya itu, Marquez juga menegaskan dominasinya di Sprint Race dengan 13 kali menang dari 14 seri. Alhasil, The Antman kini mengoleksi 455 poin dan unggul hingga 175 angka dari pesaing terdekatnya Alex Marquez.
Selisih yang melebar itu membuat Marquez mulai berani bicara soal gelar juara dunia. Namun, ia ingin mempertahankan fokus dan mentalitasnya di sisa delapan seri ke depan.
“Ya (memikirkan gelar juara dunia). Tentu saja, (titel) semakin dekat dari hari ke hari,” kata Marquez, mengutip dari Crash, Senin (25/8/2025).
“Tapi, kami harus tetap menjaga mentalitas dan fokus yang sama (di setiap seri),” imbuh pria berkebangsaan Spanyol itu.
Lebih lanjut, Marquez membidik MotoGP Jepang 2025 atau MotoGP Mandalika 2025 sebagai tempatnya meraih gelar juara dunia. Ia menolak untuk menyegel titel di MotoGP San Marino 2025 yang berlangsung di Misano, yang sering dianggap sebagai kandang Valentino Rossi.
Sebab, itu artinya Alex Marquez akan menjalani pekan balapan yang buruk di Catalunya yang merupakan seri ke-15 MotoGP 2025. Ia tidak mau adiknya mengalami musibah di Sirkuit Barcelona-Catalunya, Montmelo, Spanyol, yang merupakan balapan kandang buat dua bersaudara asal Cervera.
“Kemarin kami berbicara dengan jurnalis-jurnalis Spanyol, mereka memberi tahu saya soal angka-angka. Dan, saya harus katakan, saya ingin memiliki kesempatan pertama di Jepang atau Mandalika,” urai Marquez.
“Karena, jika saya memiliki kesempatan (pertama) itu di Misano, artinya adik saya menjalani pekan musibah di Catalunya. Saya hanya ingin yang terbaik buatnya,” tandas pria berusia 32 tahun tersebut.
Dengan 296 poin tersedia di delapan balapan ke depan, Marquez hanya perlu menambah 121 angka untuk mengunci titel juara dunia. Itu artinya, ia cukup mencatatkan kemenangan di Sprint Race dan balapan utama dalam 3-4 seri saja!
(Wikanto Arungbudoyo)