Kisah Hendra Setiawan yang Masih Punya Hasrat Tinggi hingga Targetkan Juara di BWF World Senior Championships 2025
KISAH Hendra Setiawan menarik diulas. Legenda bulu tangkis Indonesia ini masih punya Hasrat tinggi di dunia bulu tangkis.
Tak ayal, dalam comeback-nya di BWF World Senior Championships 2025, dia pasang target tinggi. Hendra berambisi untuk menjadi juara dunia senior.
1. Sudah Pensiun
Meski telah menyatakan pensiun, Hendra masih punya ambisi ketika comeback di lapangan. Kali ini di BWF World Senior Championships 2025 yang akan berlangsung di Pattaya, Thailand pada 7-14 September 2025.
Hendra akan turun di dua nomor yakni ganda putra usia 40 tahun dan ganda campuran 35 tahun. Pada sektor ganda putra, Hendra akan berpasangan dengan Tony Gunawan dan di ganda campuran bersama Debby Susanto.
"Iya (masih ambisi juara). Ya kalau bisa (juara di dua nomor)," ungkap Hendra saat ditemui di Gideon Badminton Hall, Rabu 20 Agustus 2025.
"Buat saya ya tetap penting lah ya (turnamen ini). Maksudnya kan ini world champ, senior. Ya medali lah (minimal)," imbuhnya.
"Maksudnya kan sudah jauh-jauh ke sana, main dua nomor lagi. Sudah ninggalin anak buah, anak istri, yaudah lah harus pasang target," jelas Hendra.
2. Awal Mula Ikut BWF World Senior Championships 2025
Pemain berusia 40 tahun itu pun mengungkapkan awal mula ikut BWF World Senior Championships 2025. Namun, ia menyebut Debby sosok yang mengajaknya ikut bermain di ajang tersebut.
"Awalnya dulu, itu bulan Januari atau Februari, sebelum pensiun. Pertama diajakin main, FKK Cup. FKK Fukuokyong Cup, yang kemarin saya main di Bangkok," sambung Hendra.
"Yaudah, saya mau, ya kan, kiranya kan tahun ini nganggur. Jadi yaudah, oke siap. Ternyata.. yaudah," lanjutnya.
"Waktu itu Debby sih ngajakin main, mau enggak gitu, yaudah, cobalah. World Champ itu kan senior kalau enggak salah 2 tahun sekali. Yaudah lah, bebas sekalian cari keringat," imbuhnya.
Sementara berkaitan berpasangan dengan Tony Gunawan, Hendra mendapat tawaran berbeda. Menariknya duet ini akan menjadi pasangan emas Olimpiade di era berbeda.
"(Awalnya) ganda campuran. Terus sama tim Musica katanya udah main dua aja, daripada sekali, udah jauh-jauh ke sana, yaudah dua aja. Yaudah," tutup Hendra.
(Djanti Virantika)
