Media Italia Tebar Rumor Yamaha Ingin Bajak Francesco Bagnaia pada MotoGP 2026!
MEDIA Italia, Sky Sport Italia, menebar rumor panas mengenai masa depan Francesco Bagnaia. Pembalap tim Ducati Lenovo itu disebut hendak dibajak Yamaha pada MotoGP 2026!
Bagnaia selama ini identik dengan Ducati Corse. Debutnya terjadi bersama tim Pramac yang dulu menjadi satelit Ducati, pada 2019.
Setelah itu, Bagnaia menjadi pembalap tim pabrikan Ducati Lenovo sejak 2021. Pria berpaspor Italia itu memenangi 28 balapan, meraih 50 podium, dan 23 kali pole position dalam 105 kali balapan.
1. Dinamika Baru
Tentu prestasi paling mentereng adalah menjadi juara dunia MotoGP pada 2022 dan 2023. Sayangnya, Bagnaia gagal mencatat hattrick pada 2024 setelah dikalahkan Jorge Martin.
Musim ini, Bagnaia harus melewati dinamika baru di internal tim seiring datangnya Marc Marquez. Ia begitu kepayahan sementara sang rekan setim bisa bertarung di baris depan secara konsisten.
Situasi itu memang tidak membuat relasi Bagnaia dengan Ducati menjadi retak. Namun, Yamaha disebut media Italia tengah menjajaki kemungkinan menggaet pria berusia 28 tahun itu.
“Yamaha adalah tim yang mencoba membajak Bagnaia paling cepat pada 2026,” bunyi laporan media tersebut, dikutip dari Crash, Rabu (28/5/2025).
2. Ganti Kepemimpinan
Ada beberapa teori yang mendukung keinginan tersebut. Pertama, Yamaha baru saja berganti kepemimpinan dari Lin Jarvis ke Paolo Pavesio. Kedua, mereka menginginkan terbentuknya dream team seperti era Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo dahulu.
Yamaha merasa hadirnya Fabio Quartararo masih kurang sehingga butuh seorang Bagnaia! Dengan begitu, pabrikan berlogo garpu tala tersebut ingin mengembalikan statusnya sebagai salah satu pabrika top di MotoGP.
Teori ketiga berkaitan dengan orang dekat Bagnaia sendiri. Statusnya sebagai murid Rossi hendak dimanfaatkan. The Doctor memang identik dengan Yamaha dan kedekatan itu bisa jadi pintu masuk.
“Bagnaia adalah pembalap yang bakal memaksa Yamaha mengerahkan segala upaya secara ekonomi mau pun teknis,” tutup media tersebut.
(Wikanto Arungbudoyo)
