“Pada tahun itu, sebelum balapan di Valencia, menurut saya mereka bercanda, bahwa itu adalah cara untuk meringankan suasana, bagi saya itu hanyalah meme di media sosial yang berhipotesis bahwa saya, atau Iannone, atau orang lain, akan mengalahkan Lorenzo di balapan terakhir,” ucap Petrucci.
“Saya tidak pernah berpikir ada orang yang benar-benar menginginkannya. Saya mungkin akan menjadi raja dunia jika saya melakukannya! Dipuji kiri dan kanan. Tetapi tidak pernah terlintas dalam pikiran saya untuk melakukannya. Ini juga akan membuat jijik mereka yang akan diuntungkan darinya. Tidak masuk akal untuk menjadi wasit antara dua pembalap,” sambungnya.

Kemudian, Petrucci juga membantah isu dari penggemar Marquez bahwa ia membiarkan Rossi dengan mudah menyalipnya di Valencia. Hal itu dinilai jadi bagian dukungan Petrucci agar Rossi bisa merebut gelar juara.
“Tidak, saya tidak minggir. Tetapi jika seorang pembalap jelas melaju lebih cepat, ia menyalip Anda dengan mudah dan itulah yang terjadi di sana. Orang-orang mengatakan begitu banyak hal, Anda tidak dapat mendengarkan semua orang,” tegasnya.
"Saya benar-benar tidak tahu apa yang terjadi dan saya tidak memiliki cukup informasi untuk mengambil posisi yang jelas. Terutama setelah hampir sepuluh tahun,” tutupnya.
(Djanti Virantika)