“Stoner adalah bakat alami. Contohnya, lintasannya basah dengan bercak-bercak air, dia mengeluarkan motornya dari garasi dan mencatatkan rekor lintasan untuk Anda,” jelas Lorenzo.
“Semua orang butuh waktu dua atau tiga detik lebih lama. Oleh karena itu, improvisasi dan kemampuan melihat batas lintasan langsung menjadi luar biasa. Sungguh bakat alami!” imbuh pria berusia 37 tahun itu.
Untuk Pedrosa, Lorenzo mengungkapkan gaya balapnya menjadi referensi untuk bisa melesat kencang dengan motor MotoGP. Mereka sendiri pernah terlibat dalam persaingan sengit di kelas 250 cc yang terkenal dengan penolakan untuk berjabat tangan.
Raja Spanyol, Juan Carlos I, sampai turun tangan untuk mendamaikan keduanya. Dia memaksa Pedrosa dan Lorenzo saling berjabat tangan ketika berada di podium.
“Pedrosa sangat kuat di kelas 125cc dan 250cc karena dengan tubuhnya yang kecil, dia memiliki teknik yang gila. Yang terutama, dia memanfaatkan berat badannya untuk mengangkat motornya,” ujar Lorenzo.
“Yang sangat sulit dan dialah orang pertama yang membuat caranya itu begitu jelas. Kami meniru semuanya dengan teknik tersebut,” pungkasnya.
(Wikanto Arungbudoyo)