3 pebulutangkis tunggal putri terhebat yang dijuluki golden generation akan diulas dalam artikel ini. Julukan ini sendiri membuat nama mereka melegenda dan sulit diulang hingga sekarang.
Ya, era 1990-an adalah era yang sangat luar biasa untuk dunia bulutangkis, khususnya di sektor tunggal putri. Di era itu, lahir banyak pebulutangkis hebat yang saling bersaing ketat dan mendominasi berbagai ajang kejuaraan dunia.
Tercatat, ada 3 nama yang paling menonjol kala itu. Mereka hampir selalu mewarnai perolehan gelar di setiap ajang mulai dari Olimpiade, Piala Uber, Grand Prix, All England, Kejuaraan Dunia IBF, dan lain sebagainya.
Karena konsistensi dan dominansinya itu, ketiga tunggal putri hebat ini disebut sebagai golden generation alias generasi emas.
Berikut adalah 3 pebulutangkis tunggal putri terhebat yang dijuluki sebagai golden generation.
3. Bang Soo-Hyun
Bang Soo-Hyun adalah tunggal putri legendaris Korea Selatan yang lahir pada 13 September 1972. Ia menjadi satu dari 3 tunggal putri hebat yang menndominasi semua ajang bulutangkis dunia. Ia juga meraih banyak gelar juara di berbagai ajang dunia.
Salah satu prestasi terbaiknya adalah saat ia dua kali masuk final di ajang Olimpiade. Pada Olimpiade Barcelona 1992, ia meraih medali perak setelah tumbang dari Susy Susanti. Namun di Olimpiade Atlanta 1996, ia meraih medali emas tanpa kalah satu game pun.
Sayangnya, kiprah Bang Soo-Hyun di dunia bulutangkis tak begitu lama. Ia memilih gantung raket pasca Olimpiade Atlanta 1996 di usianya yang belum genap 24 tahun.
2. Ye Zhaoying
Sebagai raksasa bulutangkis, China juga memiliki wakil di golden generation dalam diri Ye Zhaoying. Tunggal putri legendaris kelahiran 7 Mei 1974 ini pernah menduduki peringkat teratas di ranking BWF, tepatnya pada 1995.
Hal itu tidak lepas dari prestasinya mulai dari Kejuaraan Dunia IBF, Final Grand Prix, Piala Dunia IBF, Piala Uber, All England, hingga Olimpiade. Hingga pasca Olimpiade Sydney 2020, ia memutuskan untuk pensiun.