Sebagai anak pembalap, Morbidelli sejak kecil sudah mengenal baik dengan balapan. Bahkan ia sudah terbiasa dengan balapan motomini sewaktu kecil.
Livio lantas memasukkan Morbidelli ke sekolah balap Rossi, Akademi VR46 sewaktu berusia 15 tahun. Livio rela menjual rumahnya di Roma dan pindah ke Tavullia hanya untuk mendukung Morbidelli agar bisa menjadi pembalap hebat.
Hanya saja, Morbidelli dikejutkan saat mendapatkan kabar ayahnya ditemukan gantung diri pada 13 Januari 2013. Ia pun langsung frustrasi dan tidak balapan selama 10 bulan.
Saat itu untungnya Federasi Balap Motor Italia bergerak cepat mendukung Morbidelli. Ia bahkan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti balapan kelas Superstock 600 bersama Kawasaki.

“Saya dibantu untuk terus fokus pada balap motor. Bangkit dengan cepat dari tragedi, dan hanya berpikir soal balapan,” jelas Morbidelli, dikutip dari Motorsport, Jumat (12/1/2024).
Hebatnya, Morbidelli yang mendapatkan dukungan penuh itu pun berhasil terlepas dari tekanan dan frustrasi. Alhasil, ia mampu memenangkan kompetisi yang ia ikuti kala itu.
“Saya dapat membalap tanpa tekanan dan pikiran menjadi juara. Hasilnya, saya mampu membalap dengan lebih baik dan lebih cepat," tutup Morbidelli.
(Rivan Nasri Rachman)