“Yang masih sangat menyakiti saya adalah balapan di Indonesia. Saya memimpin tiga detik dan tentunya, hasil itu akan sangat menguntungkan untuk perebutan gelar juara dunia,” tandasnya.
Martin kini sudah sadar bahwa menang dengan jarak berapa detik tidak ada bedanya. Entah satu detik atau 0,1 detik, poin yang diraihnya tetaplah sama.
“Saya merasa superior pada saat itu, ingin mempermalukan mereka yang banyak bicara, namun itu membuat saya gagal. Saya sudah belajar bahwa Anda bisa memenangkan balapan dengan jarak sedetik atau 0,1 detik, namun poinnya akan tetap sama,” pungkas Martin.
(Reinaldy Darius)