JAKARTA – Herry Iman Pierngadi (Herry IP) yang saat ini digeser ke sektor ganda campuran mengungkapkan perbedaan saat melatih ganda putra. Menurutnya, melatih ganda campuran lebih kompleks karena harus menyatukan laki-laki dan perempuan yang punya karakteristik berbeda.
Seperti diketahui, sejak 1 September lalu Herry IP resmi ditunjuk oleh PBSI sebagai kepala pelatih sektor ganda campuran di Pelatnas PBSI. Dia mengisi kursi kosong yang ditinggal Nova Widianto ke Malaysia pada awal tahun ini.
Bisa dibilang keputusan itu cukup mengejutkan karena Herry IP dikenal sebagai pelatih ganda putra yang sudah melegenda. Bahkan, dia sudah melatih sektor tersebut di Pelatnas PBSI sejak 1993 silam sehingga telah mencetak banyak pemain-pemain hebat.
Pelatih berusia 61 tahun itu pun tak memungkiri bahwa terdapat perbedaan yang siginifikan ketika melatih ganda campuran dengan ganda putra. Menurutnya ganda campuran lebih kompleks karena pendekatan antara pemain laki-laki dan perempuan berbeda.
“Ya pasti beda (ganda campuran dengan ganda putra) karena ada dua orang yang berbeda, satu laki-laki, satu perempuan. Yang laki kita ngomongnya lebih enak lebih ceplas-ceplos. Kalau perempuan kan kadang-kadang harus dijaga karena sensitive,” kata Herry IP kepada awak media, termasuk MNC Portal Indonesia, saat ditemui di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur, pada Rabu, 20 September 2023.
Kendati demikian, hal tersebut sejauh ini tak menjadi masalah baginya. Sebab, dia memberikan pengertian kepada para anak buah barunya mengenai cara melatihnya sehingga mereka saling mengerti satu sama lain.
“Tapi saya kasih tau dulu ‘Saya orangnya kondisinya kayak gini loh, kamu harus paham saya, saya juga harus paham kamu, ya sama-sama kita belajar’,” jelas pelatih berjuluk Coach Naga Api itu.
Selain itu, Herry IP juga sudah berpengalaman membimbing perempuan karena memiliki istri serta dua anak perempuan. Alhasil, dia paham apa yang harus dilakukan ketika harus memberikan masukan kepada para pemain perempuan di sektor ganda campuran.
“Ya tapi saya punya anak juga dua putri, istri saya juga perempuan, lebih kurang udah tau lah (cara menanganinya). Jadi kapan kita mesti ngomongnya keras, kapan kita mesti pelan, biasanya perempuan kan ada timing-nya,” pungkas pelatih kelahiran Pangkalpinang itu.
(Admiraldy Eka Saputra)