BIODATA dan agama Carolina Marin akan dibahas Okezone. Carolina Marin merupakan pebulu tangkis sektor tunggal putri asal Spanyol yang sempat menjadi nomor satu dunia.
Uniknya, Carolina Marin juga pernah melakoni latihan di belahan dunia lain untuk menjadi pebulu tangkis hebat. Dia bahkan pernah berlatih di Indonesia dan Thailand.
(Carolina Marin cedera, foto: Istimewa)
Peraih medali emas bulu tangkis Olimpiade Rio 2016 itu diabadikan menjadi nama gelanggang olahraga di Spanyol, tepatnya di Kota Huelva. Nama Carolina Marin pun menggantikan nama gelanggang olahraga sebelumnya, Palacio de Deportes de Huelva.
Kini, gelanggang olahraga tersebut bernama Palacio de Deportes Carolina Marin. Dalam bahasa Spanyol, nama tersebut berarti Istana Olahraga Carolina Marin.
Untuk agamanya, Carolina Marin adalah penganut Kristen. Pemain kelahiran 15 Juni 1993 itu adalah mantan pemain peringkat 1 dunia selama 66 minggu. Dia saat ini berada pada peringkat enam dunia. Sekadar informasi, dia merupakan tunggal putri pertama di dunia yang berhasil menjadi juara dunia bulu tangkis sebanyak tiga kali pada 2014, 2015, dan 2018.
Carolina Marin awalnya adalah penari flamenco. Dia tertarik bermain bulu tangkis ketika melihat temannya bermain olahraga ini dan memperkenalkan kepadanya. Sejak itu, dia memutuskan untuk berhenti menari dan mulai menekuni bulu tangkis sejak usia 8 tahun dengan berlatih di klub IES La Orden di Huelva.
Carolina Marin memulai debut profesionalnya pada 2005. Dia mengikuti turnamen Brussels International U15 2015. Pada 2009, dia menjadi pemain bulutangkis Spanyol pertama yang memenangkan medali perak di Kejuaraan Junior Eropa. Selang dua tahun kemudian, ia meraih medali emas di Kejuaraan Bulu Tangkis Junior Eropa 2011 setelah mengalahkan kompatriotnya di final, Beatriz Corrales.
Pada 31 Agustus 2014, Carolina Marin berhasil menjadi juara dunia untuk pertama kalinya dengan mengalahkan Li Xuerui dari China di final tunggal putri Kejuaraan Dunia BWF. Dia menjadi pebulu tangkis Spanyol pertama yang memenangkan gelar Kejuaraan Dunia dan pebulu tangkis Eropa ketiga yang meraih medali emas setelah Lene Koppen (1977) dan Camilla Martin (1999). Dia mendapatkan gelar juara saat berusia 21 tahun, menjadikannya sebagai juara dunia termuda dari Eropa.
Beberapa gelar prestasi dikantonginya. Pada 2015, dia menjuarai All England, gelar Super series Premier pertamanya setelah mengalahkan wakil India, Saina Nehwal, di final dengan skor 16–21, 21–14, 21–7. Dengan kemenangannya ini, dia naik ke peringkat empat dunia.
Follow Berita Okezone di Google News