SEJARAH pencak silat PSHT, Persaudaraan Setia Hati Terate memang menarik untuk dikupas. Pencak silat merupakan salah satu seni bela diri asli Indonesia yang kerap mengikuti ajang perlombaan, baik secara nasional maupun internasional.
Terdapat banyak sekali aliran pencak silat yang berakar dan berkembang di Indonesia. Tercatat ada 840 aliran pencak silat yang bergabung menjadi anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), salah satunya adalah aliran pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate atau kerap disingkat PSHT.
Lalu, bagaimana sejarah terbentuknya PSHT di Indonesia? Untuk mengetahui lebih jauh, simak ulasan berikut.
Sejarah PSHT

Awal mulanya, Pada tahun 1903 di Kampoeng Tambak Gringsing, Surabaya, Ki Ageng Soero Dwiryo meletakkan dasar bagi gaya Pencak Silat Setia Hati. Sebelum disebut Setia Hati, latihan Fisik atau Gerakan Pencak Silat Setia Hati disebut “Djojo Gendilo Tjipto Muljo” dan untuk ajaran kerohanian dan spiritual Setia Hati disebut “Sedulur Tunggal Ketjer” disingkat STK.
Pada tahun 1917 Ki Ageng Soerodiwirjo pindah ke Madiun, membangun dan mendirikan Persaudaraan “perguruan” Silat bernama Persaudaraan Setia Hati di desa Winongo Madiun. Pada saat itu, Persaudaraan Setia Hati belum menjadi organisasi, melainkan persaudaraan (kadang) saja di antara siswa.
Pasalnya, di masa itu organisasi Pencak Silat tidak diizinkan oleh kolonialisme Belanda. Nama “Setia Hati” bermakna Setia pada Hati (diri) sendiri”.
Pada tahun 1922, Ki Hadjar Hardjo Oetomo (pahlawan perintis kemerdekaan 1883-1952), salah satu kadang Setia Hati, meminta izin kepada Ki Ageng Soerodiwirjo untuk mendirikan latihan Setia Hati bagi generasi muda. Ki Ageng Soerodiwirjo mengizinkan tetapi harus dalam nama yang berbeda.
Maka dari itu, Ki Hardjo Oetomo mendirikan Setia Hati “Pemuda Sport Club”(SH PSC) yang kemudian menjadi Persaudaraan Setia Hati “Pemuda Sport Club” sebagai Organisasi. Organisasi ini kemudian disebut Persaudaraan Setia Hati Terate atau PSHT pada tahun 1948 dalam kongres pertama di Madiun.